Grid.ID - Banyak film Indonesia yang turut meramaikan hari kemerdekaan Republik Indonesia, salah satunya film Perburuan.
Film Perburuan merupakan salah satu film yang menceritakan sebuah sejarah dengan bahasa sastra yang kental.
Film Perburuan, film yang diangkat dari novel karya Pramoedya Ananta Toer itu bercerita tentang enam bulan setelah kegagalan PETA melawan Nippon, Hardo kembali ke kampung halamannya di Blora.
Hardo sendiri diperankan oleh Adipati Dolken.
Kehadirannya segera tercium oleh Nippon dan dia mulai dilacak dan dikejar.
Dalam sebuah pengejaran selama satu hari dan malam menjelang proklamasi kemerdekaan, sebuah drama perjuangan terungkap.
Pengkhianatan ayah tunangan Hardo, yaitu Ningsih yang diperankan oleh Ayushita berbanding dengan penghianatan sahabatnya Karmin.
Namun, dibalik sosok lelaki hebat, ada seorang wanita di belakangnya yang selalu mendukung, ia adalah Ningsih.
Film bersejarah mempunyai sejarah pula bagi Adipati Dolken dan Ayushita sebagai pemain.
Ada beberapa hal yang tak bisa mereka lupakan ketika proses syuting berlangsung.
Seperti Dodot sapaan akrab Adipati Dolken yang mengaku menghabiskan 1 buah memory card hanya untuk satu shoot.
"Diwaktu syuting cuma 2 shoot, 1 shoot ngabisin 1 memory card, tapi itu run through, kalo di skrip ada kurang lebih 13/14 lembar dengan skrip sepanjang-panjang ini, dengan waktu 1 shoot 30 menit."
Baca Juga: Trailer Film Perburuan Dirilis, Aksi Adipati Dolken Jadi Buronan Tentara Jepang Bikin Takjub!
"Jadi kaya main teater di depan kamera dengan bahasa sastra," ungkap Dodot sewaktu berkunjung ke redaksi Grid.ID.
Ayushita pun demikian. Ia mengingat satu momen ketika dirinya diminta syuting untuk adegan terakhir.
"Ada salah satu adegan kayaknya kurang, pokonya hari itu udah selesai dan kurang satu adegan, nunggunya lama, make-upnya juga, ternyata adegannya cuma senyum," ungkap Ayushita seraya tertawa.