Kekuatan tersebut berasal dari roh pemilik kepala.
Kegiatan ini dilarang oleh Sir James Brooke, dari Inggris pada tahun 1800, dilansir dari laman Theculturetrip.com.
Namun tradisi ini mulai muncul kembali saat pendudukan Jepang dalam Perang Dunia II, dan saat upaya Indonesia menyerang Sarawak pada 1960-an.
Suku Murut ditakuti oleh seluruh masyarakat di Kalimantan, karena tradisi pemenggalan kepalanya.
Di suku Murut, seorang pemuda wajib mengumpulkan minimal dua kepala untuk bisa dihormati.
Jika kurang dari itu, pemuda tersebut akan menerima sedikit rasa hormat.
Melansir laman Theculturetrip.com, sebelum menikah, seorang pemuda harus mendapatkan setidaknya satu kepala.
Bahkan yang lebih menakutkan adalah, pemuda suku Murut, memenggal kepala siapapun tanpa pandang jenis kelamin.
Hal tersebut demi syarat peralihan seseorang menuju kedewasaan.