Grid.ID – Para peneliti di Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi di Leipzig, Jerman, menunjukkan bahwa orang-orang Mbendjele BaYaka yang tinggal di hutan hujan dari Republik Kongo memiliki sebuah keistimewaan.
Mereka dapat melihat ke tempat yang tersembunyi dengan akurasi ketepatan sangat tinggi.
Mbendjele BaYaka telah hidup di hutan hujan sebagai pemburu dan pengumpul selama ratusan tahun.
Selain itu, ada bukti arkeologis bahwa kelompok pemburu telah menghuni beberapa bagian hutan hujan selama 100.000 tahun.
Sebagian besar tahun mereka tinggal di hutan hujan, namun mereka juga bekerja dengan petani kadang-kadang untuk berdagang makanan, alkohol, memakai uang, dan barang-barang lainnya.
Keahlian Khusus Melihat Sasaran dan Tempat Tersembunyi
Para peneliti menemukan bahwa masyarakat Mbendjele BaYaka sangat akurat dalam menunjuk lokasi target yang jauh dan tidak terlihat.
Para peneliti akurasi menunjuk ini sama baiknya bagi pria maupun wanita.
Belajar Bernavigasi dari Usia Dini
Peneliti juga menamukan bahwa pada sekitar usia enam tahun, anak-anak Mbendjele BaYaka sudah memiliki keahlian keakuratan setingkat orang dewasa.
Ketika matahari di langit, akurasi menunjuk anak-anak juga meningkat secara substansial.
Terutama di daerah yang lebih jauh dan kurang dikenal.
Sementara orang dewasa, di sisi lain, tampil akurat di segala keadaan cuaca termasuk saat hari sedang berawan.
Baca Juga: Tak Kalah Ganteng, Intip Potret Adik Chef Arnold Poernomo
Penggunaan Kompas Matahari yang Pertama Diketahui
Menurut penulis, penelitian ini memberikan bukti perilaku pertama untuk penggunaan kompas matahari pada manusia.
"Kita tahu bahwa lebah dapat menggunakan matahari untuk bernavigasi, tetapi yang mengejutkan belum ada bukti ilmiah bahwa manusia mungkin juga memiliki keterampilan ini, dan bahwa anak-anak dapat mengembangkan keterampilan ini pada usia enam tahun," kata peneliti sebagaimana dilansir Ancient Origins, Rabu (24/7).
"Studi kami menunjukkan bahwa masih banyak yang harus ditemukan dan dengan tingkat urgensi yang tinggi.
Semua hutan yang dihuni oleh pengumpul hutan hujan manusia di Kongo telah dijual kepada perusahaan asing.
Hal itu menyebabkan orang-orang ini tidak hanya kehilangan lahan mencari makan mereka, tetapi juga melumpuhkan kemampuan dan keterampilan navigasi juga," kata peneliti. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul, “100.000 Tahun Menghuni Hutan Hujan Kongo, Masyarakat Ini Punya Metode Rahasia Melintasi Lebatnya Hutan”