Find Us On Social Media :

Sering Kerja Hingga Larut Malam? Simak 5 Alasan Kerja Lembur Justru Berdampak Buruk Bagi Karier dan Hidup

By Ruhil Yumna, Minggu, 28 Juli 2019 | 11:24 WIB

Sering Kerja Hingga Larut Malam? Simak 5 Alasan Kerja Lembur Justru Berdampak Buruk Bagi Karier dan Hidup

Laporan Wartawan Grid.ID, Ruhil I. Yumna

Grid.ID - Banyak yang menyangka pulang malam karena kerja lembur jadi hal baik, tapi kebiasaan ini justru berdampak negatif tak hanya bagi karier tapi juga hidup.

Kerja lembur jadi hal yang biasa jika terlalu sering dilakukan, padahal akan ada dampak buruk yang mengintai bagi karier dan hidup.

Dampak buruk dari kerja lembur mungkin tidak akan langsung terlihat di hidup dan karier, tapi tak ada salahnya kita mewaspadai.

Kesalah-kaprahan bahwa kerja keras sama dengan kerja lembur memang harus mulai diperbaiki.

Baca Juga: Kerja Lembur Pada Wanita Sebabkan Risiko Penyakit Berbahaya Ini, Katanya Nggak Bisa Sembuh loh, Mau Tahu?

Kerja lembur jadi semacam penanda bahwa seseorang memiliki dedikasi yang tinggi pada pekerjaannya.

Namun benarkah kerja lembur benar-benar menjadi sebuah jalan untuk meningkatkan karier kita?

Tak ada yang menduga di balik glorifikasi kerja lembur ada dampak negatif yang membayang, tak hanya bagi karier namun juga hidup kita.

1. Kerja lembur sebenarnya mengurangi produktivitas

Kamu mungkin menganggap jika semakin lama kamu kerja maka pekerjaanmu akan banyak yang selesai.

Baca Juga: Sebulan Penuh Bekerja Lembur Tanpa Libur, Karyawan Tewas Terkena Serangan Jantung

Namun yang terjadi justru sebaliknya.

Mengutip dari Your Tango, berdasarkan penelitian yang dilakukan, semakin banyak jam kerja, semakin sedikit produktivitas yang diperoleh.

Pasalnya, saat kita bekerja melebihi jam kerjamu, kamu pasti merasa kelelahan dan stres.

Hasilnya pekerjaanmu tidak ada yang diselesaikan dengan baik.

Baca Juga: Penelitian Sebut 9 Pekerjaan yang Banyak di Jalani Oleh Psikopat, Salah Satunya Jurnalis

Mungkin selesai tapi hasilnya pasti seadanya.

Bukannya semakin produktif kamu justru mengalami kontraproduktif.

2. Memaksa diri bekerja terlalu keras membahayakan kesehatan mentalmu

Kontraproduktif yang dialami akan berdampak pada penurunan hasil kerjamu.

Kinerjamu yang turun akan meruntuhkan ekspektasimu sebagai seorang pekerja yang sempurna.

Baca Juga: Penjaga Angsa Hingga Penguji Sepatu Ratu, Ini 5 Pekerjaan Unik yang Ada di Lingkungan Kerajaan Inggris

Akibatnya, harga diri dan mentalmu merasa terluka.

Pekerjaan yang terlalu banyak juga bisa membuatmu depresi.

3. Uang lembur itu hanyalah omong kosong

Mungkin kamu berpikir jika dengan bekerja lembur, tentu akan ada uang lembur juga.

Tambahan bagi gaji tetap kita.

Baca Juga: Dijuluki Pengacara 30 Miliar, Hotman Paris Kepergok Kerja jadi Kuli dan Angkut Kerikil dengan Sekop di Bali

Ya, di beberapa perusaahaan memang ada.

Namun pernahkah anda berpikir jika akan ada biaya tambahan juga yang kamu keluarkan karena lembur di kantor?

Katakanlah kerja lembur menjadikanmu lapar, maka kamu harus mengeluarkan uang tambahan makan.

Atau karena sering kerja lembur, kamu jadi sakit karena kurang istirahat.

Baca Juga: Jadi 'Tukang Bangunan' di Bali, Hotman Paris: Kerja Demi Anak Istri

Hal-hal seperti itu memang kadang tak terpikirkan, bukan?

4. Tak punya kehidupan pribadi

Karena waktumu habis di kantor, kamu jadi tidak punya waktu untuk kehidupan sosialmu.

Tanpa sadar kamu akan mengabaikan keluarga atau temanmu.

Tak hanya itu, waktu untuk merawat diri pun menjadi berkurang.

Baca Juga: Padukan Konsep Pernikahan Adat Indonesia dan Arab, Tania Nadira: yang Bikin Takut itu Dikerjainnya

5. Resiko masalah kesehatan tubuh

Seperti halnya mental, kesehatan tubuhmu akan mendapat dampak dari kebiasaan kerja lembur.

Kelelahan yang kamu alami saat kerja lembur akan sangat mempengaruhi ketahanan tubuhmu.

Kembali mungkin efeknya tidak akan langsung kamu alami, namun perlahan dampak tersebut akan muncul.

Baca Juga: Emosi karena Disuruh Kerja Paruh Waktu, Seorang Gadis 15 Tahun Bacok Ibunya Sendiri!

Mendapat predikat sebagai karyawan yang produktif mungkin menjadi sebuah impianmu.

Namun ingat, kesehatan dan kebahagianmu lebih berharga daripada pekerjaanmu!

(*)