Grid.ID - Pekan lalu, tepatnya pada 16 Juli 2019, Presiden Joko Widodo, melantik 781 perwira TNI dan Polri di Istana Negara.
Para perwira yang dilantik merupakan lulusan dari Akademi Militer (Akmil) dan Akademi Kepolisian (Akpol).
Ramai beredar kisah haru di balik kesuksesan para perwira TNI dan Polri yang dilantik oleh presiden.
Ada anak seorang petani yang menjadi lulusan terbaik di Akpol.
Hingga kisah seorang anak penjual plastik yang daftar Akpol karena tak lolos di seleksi SNMPTN, dan kini justru dapat IPK tinggi.
Kisah tersebut merupakan kisah IPDA Anesthesia Aryan Putri (22) berasal dari Solo, Jawa Tengah.
Dirinya menjadi Akpol lantaran tak lolos dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.
Anes kemudian memutuskan untuk mendaftar di akademi polisi (Akpol).
Baca Juga: Duh, Uang Ratusan Juta Melayang, Warga Pekanbaru Tidak Lulus Jadi Taruni Akpol
Melansir laman TribunSolo.com, Minggu (28/7/2019), Anes mendaftar di Akpol Semarang pada tahun 2015 silam.
Putri pasangan Ariyanti (45) dan Aan Hariyanto (45) ini mengungkapkan tak ingin menyusahkan kedua orang tuanya yang kurang mampu.
"Saya ini anak dari orang tidak mampu, ibu penjual plastik di Pasar Sangkrah dan ayah saya sopir lepas," ungkap Anes, dilansir dari laman TribunSolo.com.
Untuk bisa masuk Akpol, Anes harus menyingkirkan ratusan orang yang diseleksi di kota Solo.
Melansir laman Kompas.com, Minggu (28/7/2019), Siswi SMA 4 Solo ini mendaftar di Akpol hanya menggunakan nilai ujian nasional (UN).
"Nilai UN saya rata-rata 87. Kalau cuma daftar Bintara kan eman-eman (sayang) nilai saya. Saya pengin nyoba di Akpol," ungkap Anes, dikutip dari laman Kompas.com.
Di tingkat Provinsi Jawa Tengah, para pendaftar disaring menjadi 55 orang, dan diseleksi lagi menjadi 35 orang.
"Seleksi di Polda Jateng dari 35 diseleksi lagi di tingkat pusat menjadi 31 orang di Polda Jateng," ungkap Anes.
Melansir laman TribunSolo.com, 31 orang yang lolos akan mengikuti pendidikan di Akpol Semarang selama empat tahun.
Warga Gandekan, Jebres ini bermaksud menaikkan derajat kedua orang tuanya dengan menjadi polisi.
"Saya juga niat pengin banget naikin derajat kedua orang tua saya," ungkap Anes.
Orang tuanya yang hanya berprofesi sebagai penjual plastik dan sopir, diakui Anes kerap berutang untuk membiayainya selama belajar di Akpol.
"Ibu saya saja kadang kesana kemari berhutang untuk kebutuhan pribadi misal beli seragam dan lain sebagainya" ungkap Anes.
Lulus di Akpol Semarang, Anes mendapat indeks prestasi kumulatif (IPK) yang cukup tinggi yakni 3,03.
Masuk dalam 30 besar terbaik dari nilai bahasa Inggris, Anes bahkan mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah ke jenjang S2 di luar negeri.
"Insya Allah tahun depan saya diberangkatkan kuliah S2 ke luar negeri,' ungkap Agnes, dikutip dari Kompas.com.
Kini Anes ditugaskan sebagai Danton (Komandan Putra) Taruna Akpol.
(*)