Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Malang sekali wanita berusia 27 tahun ini.
Flu yang diidap ternyata berbuntut kematian.
Tubuhnya tergeletak tidak bernyawa setelah 2 hari yang lalu dokter memberikan antibiotik.
Dalam sebuah rentetan sebelum kematian, baik cairan infus, antibiotik, bahkan pil mual, telah dikonsumsi untuk mengobati panas dingin, sakit perut, hingga sakit punggung.
(Baca juga: Dua YouTuber Cilik Dibunuh Ibunya Sendiri yang Kemudian Bunuh Diri Terjun dari Jembatan)
Pada hari selasa (5/12/2017), sang pacar sebenarnya diberitahu, setelah mengkonsumsi resep obat kondisi si wanita lebih baik.
Namun saat tiba di rumah pada jam 6 sore, tubuhnya sudah ditemukan rubuh di lantai kamar mandi.
Tentu sang pacar bingung ketika melihat mimpi buruk tersaji di hadapannya.
Bagian yang paling pilu adalah memberitahu ibu si wanita.
(Baca juga: Seorang Pria Curi 2 Ekor Kambing Jantan Kemudian Memperkosanya Selama 2 Jam Hingga Kedua Hewan Itu Tewas)
Dikutip wartawan Grid.ID dari Daily Mail, Katharine Gallangher 1 diantara 42 orang yang meregang nyawa di tangan flu pada musim ini di California, Amerika Serikat (AS).
Rumah sakit di negara bagian yang terletak di pesisir barat AS diibaratkan seperti berada dalam zona perang.
Ada tenda darurat yang bahkan didirikan.
(Baca juga: Ditinggal Sendirian di Apartemen, Balita Usia 3 Tahun 'Nangkring' di Kanopi Jendela)
Flu hanyalah yang terlihat di permukaan.
Rupanya Katharine mengidap sejumlah penyakit.
Ada virus H3N2 yang akrab disebut 'Flu Aussie' dan pneumonia bronkial akut.
Komposisi 2 jenis penyakit inilah yang menjadikan tahun 2014 sebagai musim flu terburuk dalam sejarah.
(Baca juga: Ribut Berujung Maut, Wanita Galak Meremas Skrotum Seorang Pria Hingga Tewas)
Baik Katharine maupun pacarnya yang umur 44 tahun, Brendan Carey, hampir 2 tahun menderita flu.
Saat menerima perawatan, ternyata tidak hanya flu yang diidap.
Ada infeksi telinga serta pada uretra dan kandung kemih.
Usai mendapat penangan pada hari minggu, dokter belum mendeteksi adanya pneumonia.
Pneumonia bronkial adalah infeksi saluran nafas atas yang bisa melemahkan sistem pertahanan tubuh.
(Baca juga: Kejam dan Sadis, Suami Tikam Istri Sampai Mati, Mayatnya Disimpan 2 Hari Lalu Dibakar)
Dokter kemudian memberi infus dan membiarkan pulang bersama antibiotik untuk infeksi dan obat untuk flu.
Di hari senin Brendan masuk kantor seperti biasa tanpa meminum obat.
Katharine di hari yang sama tetap tinggal di rumah karena masih merasa tidak enak.
"Senin dirinya merasa sedikit lebih baik dan di hari selasa sepertinya dia merasa jauh lebih baik."
(Baca juga: Seorang Polisi Magelang Dapat 'Bendera Hitam', Ada yang Tahu Artinya?)
Namun saat pulang, Brendan sudah menemui Katharine Pingsan di lantai kamar mandi.
"Dia masih merasa hangat dan terjepit di antara wastafel dan toilet," ungkapnya.
10 menit kemudian paramedis datang, namun itu sudah terlambat.
"Dia sudah meninggal selama 2 jam yang lalu," kata Brendan.
(Baca juga: Sendirian Bermain Bola di Lahan Parkir, Balita Dilindas Mobil yang Sedang Bergerak Mundur)
Sebelum kematian datang, seorang teman mengaku dikirimi pesan oleh Katharine yang isinya telah diserangan panik karena pusing dan merasakan sesak nafas.
"Dia telah melepas pakaiannya, jadi saya pikir akan mandi seperi biasa untuk memberi ketenangan," lanjut Brendan.
"Tidak ada luka dalam bentuk apa pun sehingga tidak ditemukan luka."
Setelah mengetahui kengerian ini, ibu Katharine mendesak agar anak-anak muda yang terkena flu untuk segera pergi ke dokter.
Petugas kesehatan mendesak setiap orang untuk mencuci tangan.
Ini bertujuan menghindari kontak langsung dengan semua orang, sebab beberapa di antara mereka mungkin memiliki virus tanpa menunjukkan gejala.(*)