Grid.ID - Mengembara bagi Moonstar Simanjuntak awalnya bagai mimpi. Namun mimpi itu mulai menjadi kenyataan di tahun 2014. Berbagai peristiwa mengharukan dan ajaib pun dialaminya. Seperti apa Moonstar sang pengembara menggapai mimpinya? Ikuti kisah berikut ini
Kalau boleh jujur, sebenarnya mimpi saya untuk bisa menjejakkan kaki dari Sabang sampai Merauke, bermula dari proyek patah hati ke Flores.
Proyek tadi saya namakan Mendadak Jalan.
Dari situ saya justru ketagihan untuk jalan menyusuri keindahan Indonesia dan bertemu wajah-wajah saudara se-Tanah Air yang selalu bersahabat dan bikin rindu.
Nggak heran juga bila saya dijuluki ‘Si Panjang Kaki’, istilah yang familiar di Keluarga Batak. Lucunya, perjalanan ini berakhir bersamaan saat saya menemukan tambatan hati!
Single or Married?
Peristiwa hidup atau mati dikarenakan kecelakaan motor dasyat di tahun 2018--yang mengakibatkan luka parah di bagian rahang, mata hingga pergelangan tangan dan tak sadar tiga hari berturut-turut, membuat saya berpikir panjang untuk mengevaluasi proses hidup.
Di umur yang tak lagi muda (35 tahun) pertanyaan “Kapan menikah?”, kerap terlontar dari mulut orang-orang terdekat tanpa ampun. Awalnya, tak ambil pusing, toh saya sangat menikmati hidup sendiri (tidak berkeluarga) dan ogah dipersulit dengan persoalan rumah tangga.
Namun, satu kejadian membuka mata saya! Obrolan bersama tetangga yang juga seorang pemangku (rohaniwan), membuat saya berpikir tentang apa sebenarnya langkah selanjutnya dalam hidup setelah bisa merasa bahagia dengan diri sendiri.
Saat itu beliau memberikan contoh seorang Nenek (masih sanak saudara) yang hidup sendiri.
Semasa muda, ia merasa cukup dengan hidup sendiri.
Tapi, raut muka memang tidak bisa dibohongi. Sedikit banyak terbaca, bahwa ia lelah hidup sendiri.
Ia bahkan seringkali tersentuh ketika saya atau orang terdekatnya memerhatikan.