Ia beralasan bahwa rumah sakit tidak memiliki alat yang memadai untuk melakukan tes biopsi otak.
Dr Singh kemudian membawa seorang ahli onkologi, untuk mengkonfirmasi kondisi Ashok. Ahli tersebut pun menyebutkan Ashok menderita kanker otak stadium empat.
Tanpa melakukan biopsi, mereka mulai memberikan perawatan kanker berupa, radioterapi, kemoterapi dan steroid selama sebulan pada Ashok.
Sebulan menjalani perawatan kanker, bukannya membaik kondisi kesehatan Ashok justru semakin memburuk.
Ashok yang awalnya sehat, justru menginap di ICU selama 4 bulan dalam kondisi koma. Ginjal Ashok pun berhenti berfungsi, sehingga dirinya harus menjalani perawatan dialisis terus menerus.
Tak hanya itu, pria 61 tahu itu juga menderita diabetes, dan infeksi darah di paru-paru dan otaknya.
Bahkan ia juga menderita penyakit kulit mematikan yang disebut Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) yang hanya dialami sekita satu dari 1,3 juta orang.
Melihat kondisi Ashok seperti itu, spesialis perawatan kritis, dokter kulit dan ahli bedah plastik justru menolak untuk memberikan perawatan yang diperlukan sesuai aturan hukum.
Pihak keluarga pun meminta bahkan mengemis ke rumah sakit agar Ashok dipindahkan ke ruang isolasi, namun mereka membiarkan tubuh Ashok terbaring tanpa busana di ruangan ICU.