Sistem ini disebut dengan Sac Actun, yang dianggap sebagai dua sistem gua yang berbeda.
"Kami benar-benar dekat (dengan gua ini) beberapa kali. Dalam beberapa kesempatan, kami berjarak satu meter dari penghubung sistem dua gua besar ini," ujar Robert Schmittner, direktur penjelajahan GAM.
(BACA: Terowongan Tempat Ritual Pengorbanan Suku Maya Ditemukan! Ternyata Begini Bentuknya)
"Rasanya seperti mengikuti pembuluh darah dalam tubuh, itu adalah labirin setapak yang kadang berkumpul dan kadang berpisah. Kami harus sangat berhati-hati," imbuhnya.
Para peneliti menyebut bahwa Sac Actun bisa tumbuh lebih besar lagi.
Mereka memperkirakan, sistem gua ini akan terhubung dengan tiga sistem gua bawah air lainnya.
Dilansir dari National Geographic, Rabu (17/01/2018), fitur lain yang membuat temuan ini berharga adalah mendukung keragaman hayati yang bergantung pada sistem besar ini. Gua ini dan upaya GAM lainnya berusaha untuk lebih memahami tanah lapisan bawah, keanekaragaman hayati, dan hubungan manusia dengan perairan leluhur ini.
Tujuannya adalah mencapai pemahaman yang memadai tentang sumber daya alam yang bergantung pada akuifer (lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air) ini.
(BACA: Seorang Penjelajah Hilang di Hutan Papua Nugini Saat Mencari Suku Pemburu Kepala!)
Hal tersebut juga terekam dalam dokumentasi para peneliti. Dalam dokumentasi video maupun foto dapat dilihat beberapa artefak suku Maya yang terawetkan.
"Kami telah mencatat lebih dari 100 elemen arkeologi: sisa-sisa fauna yang telah punah, manusia purba, keramik, dan makam suku Maya," kata de Anda.
"Ini adalah terowongan waktu yang mengantarkan Anda ke tempat 10.000 hingga 12.000 tahun lalu," imbuhnya.
(*)
Artikel Ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul: Benarkah Gua Bawah Air Terbesar di Dunia Ini Simpan Rahasia Suku Maya?