Namun, buku harian yang ia tulis hingga tiap malam setiap harinya itu dirobek oleh seniornya sendiri.
Akhirnya, Aurel terpaksa menulis ulang isi buku hariannya itu.
"Dia menulis di buku diary sampai jam 01.00 dini hari. Dia menulis dari awal sampai akhir di buku diary yang barunya itu. Karena buku diary yang lama punya dia dirobek oleh seniornya di Paskibra," ungkap Indra.
Indra pun heran dengan para senior Aurellia yang seakan bertindak semena-mena kepada korban.
"Keluarga kami memang hampir semuanya ikut Paskibra. Saya, ayah dan ibu Aurel juga ikut Paskibra," ucapnya.
Kini, pihak keluarga hanya akan menanggap tulisan terakhir Aurellia di buku hariannya adalah firasat sebelum meninggal dunia.
"Dia nulis terakhir di buku diary-nya soal Paskibra. Dalam tulisannya itu ini latihan terakhir di Paskibra. Mungkin itu firasat dari keluarga kami yang mengartikan," pungkasnya.
(*)