Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Mimpi Aurellia Quratu Aini untuk membawa baki saat upacara peringatan Hari Ulang Tahun Ke-74 RI kota Tangsel akan selamanya menjadi mimpi.
Pasalnya, siswi kelas XI MIPA 3, SMA Islam Al Azhar BSD, Tangerang Selatan ini telah mengembuskan napas terakhirnya sebelum sempat melaksanakan tugasnya.
Aurellia meninggal pada Kamis (1/8/2019) pagi di kediamannya di Perumahan Taman Royak 2, Cipondoh, Kota Tangerang.
Kematian Aurel ini dinilai keluarga sangat janggal.
Romi, paman korban, kemudian menceritakan awal mula kecurigaannya saat ditemui WartaKotaLive.com di rumah duka, Kamis (1/8/2019) malam.
"Kemarin itu kami keluarga kumpul di rumah ini. Karena ada acara nenek kami yang sedang ulang tahun. Kami sekeluarga melihat ada yang berbeda dari Aurel," ujarnya.
Ia juga mengaku kalau saat itu wajah Aurel terlihat pucat pasi.
"Mukanya itu pucat banget, seperti kelelahan. Padahal dia (Aurel) tidak memiliki riwayat penyakit," tambahnya.
Bahkan Romi menuturkan kalau Aurel sempat bercerita dengan adiknya, Atarisa, mengenai kejadian yang dia alami saat pelatihan.
Baca Juga: Ayah dari Paskibraka Tangsel yang Meninggal Dunia Akhirnya Angkat Bicara:
"Dia cerita ke adiknya, katanya dipukuli oleh seniornya di Paskibra. Tubuhnya juga lebam - lebam," ujar Romi.
Meski merasa ada kejanggalan dalam kematian Aurellia, Farid Abdurrahman (42) mengaku tidak akan membawa kasus ini ke jalur hukum.
Farid mengaku ikhlas melepas putri pertamanya itu untuk selama-lamanya.
Baca Juga: Tak Hanya Aurellia Qurrota Ain, 6 Calon Anggota Paskibraka ini Juga Meninggal Mendadak Saat Bertugas
Dia hanya meminta Pemkot Tangerang Selatan memperbaiki pola pelatihan dan mengevaluasi sistem latihan paskibraka.
"Statement yang saya sampaikan bahwa saya dan keluarga tidak berencana untuk melakukan langkah hukum," ujarnya.
Melansir dari video yang diunggah kanal Youtube KompasTV pada Sabtu (03/08/2019), keluarga menambahkan alasannya.
Mereka tidak ingin memperpanjang kasus meninggalnya Aurel ke ranah hukum karena tidak ingin jenazah anaknya diautopsi.
"Hal ini dengan pertimbangan bahwa kami sangat cinta dengan anak kami," jelas Farid.
(*)