Find Us On Social Media :

Pameran Karya Pramoedya Ananta Toer Ajak Generasi Milenial Kenal Bapak Sastra

By Corry Wenas Samosir, Selasa, 6 Agustus 2019 | 07:08 WIB

Jumpa Pers jelang Pameran Karya Pramoedya Ananta Toer di kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan,

Laporan Wartawan Grid.ID, Corry Wenas Samosir

Grid.ID - Keluarga Pramoedya Ananta Toer dan Falcon Picture memperkenalkan kembali karya-karya sang Bapak Sastra.

Penikmat karya Pramoedya Ananta Toer dapat melihat karya Pramoedya selama satu bulan secara gratis. 

Hal ini dibuat untuk memperingati bulan Bapak Sastra Pramoedya Ananta Toer yang akan dirayakan menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia ke-74 tahun.

Baca Juga: Film Bumi Manusia dan Film Perburuan akan Tayang Serentak, Adipati Dolken Sebut Hari Pramoedya Ananta Toer

Putri Pramoedya, Astuti mengungkapkan tujuan dari diadakan pameran ini adalah untuk mengenang karya-karya dari ayahnya.

Terutama ditujukan untuk generasi milenial agar kembali mengingat perjalanan Pramoedya Ananta Toer sebagai bapak sastra Indonesia.

"Saya dan Falcon membuat acara jejak karya Pramoedya Ananta Toer itu adalah buku yang mengingatkan bahwa Pram karyanya bukan saja Bumi Manusia atau Perburuasn tapi ada lagi yang lain," ujar Astuti saat Grid.ID temui dikawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan,

Baca Juga: Berhasil Tipu Banyak Orang, Pantulan Air Danau di Objek Wisata Bali Ini Ternyata Hanya Ilusi Optik, Turis Asing: Ulah Influencer Instagram!

Yang paling mengesankan, karya Pram yang berjudul Bumi Manusia masih tersimpan rapih di acara pameran tersebut.

"Ini adalah dokumentasi khusus Bumi Manusia yang langsung ditulis tangan oleh pak Pramodya Ananta Toer," ungkapnya.

"Ini rangkaian untuk rayakan bulan Pram. Pameran ini dibuka mulai hari ini, bisa dinikmati secara gratis dan berlangsung selama satu bulan," jelasnya.

Baca Juga: Trailer Bumi Manusia Dirilis, Iqbaal Ramadhan Rela Dicambuk Hingga Dihujat Demi Cinta

Diketahui Pameran yang akan dilaksanakan di RBOJ Café, lantai 4, Jakarta Selatan ini akan dibuka pada tanggal 5 Agustus 2019.

Sementara itu, Falcon Pictures kembali merilis poster film kedua yang diangkat dari novel karya Pramoedya Ananta Toer berjudul 'Perburuan' di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (26/6/2019).

Sebelumnya, rumah produksi film merilis poster film yang juga diangkat dari novel Pramoedya Ananta Toer berjudul 'Bumi Manusia' yang dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan.

Novel 'Perburuan' sendiri merupakan novel yang terbit di tahun 1950 dan menjadi salah satu novel yang dilarang pada zaman Orde Baru.

Baca Juga: Selamat! Bintang Sky Castle, Jung Joon Ho Dikaruniai Anak Kedua

Film 'Perburuan' dibintangi oleh aktor Adipati Dolken yang memerankan tokoh utama yakni Hardo, dan Ayushita yang berakting sebagai Ningsih, kekasih Hardo yang berprofesi sebagai guru.

Diakui sang sutradara, Richard Oh, proses mengangkat mahakarya seorang Pramoedya Ananta Toer ke dalam sebuah film merupakan tanggung jawab besar.

"Karya dia saat diadaptasi harus menangkap jiwa Pram dengan perjuangannya untuk bangsa ini dan pemgajaran-pengajaran yang diajarkan," papar Richard saat peluncuran poster film 'Perburuan'.

"Perburuan itu bisa dikatakan bung Pram di awal eksplorasinya di bagian humanisme universal karena di sini diceritakan gimana manusia Indo bisa merdeka," sambungnya.

"Ada patriotisme, ada semangat persatuannya. Saya akan coba tangkap semua di film ini," imbuh Richard.

Baca Juga: Dekil dan Kucel, Adipati Dolken Nyaris Tak Dikenali di Poster Film Terbarunya

 

Sebagai pemeran utama, Adipati Dolken juga mengaku harus betul-betul memahami isi buku 'Perburuan' sebelum akhirnya proses syuting dimulai.

Menurutnya, pesan yang kelak tersampaikan ke penonton tidak boleh sampai keliru.

"Yang pasti harus mengerti dulu karena kan ini ngomongin sastra dan dari buku Pram. Ada beban yang berat kalo sampai disampaikan dengan salah," kata Adipati.

Karenanya, Adipati yang kerap disapa Dodot ini juga harus melakukan proses penggodokan agar dapat memerankan tokoh Hardo dengan tepat.

Apalagi mengingat dialog yang harus diucapkannya sangat panjang dan bermuatan unsur sastra yang sangat kental.

"Kita perlu brainstorm dulu dan mengerti bahasa yang jadi dialog kayak gimana," ucap Dodot.

"Bahasa itu jadi kesulitan juga karena bahasanya sastra banget dan panjang banget," pungkasnya.

Baca Juga: Beradegan Ciuman dengan Rio Dewanto, Jessica Mila: Aku Juga Nyaman

Cucu Pramoedya Ananta Toer, Angga, menuturkan bahwa novel karangan sang kakek ditulis pada tahun 1949 di dalam penjara di Bukit Duri, Jakarta Selatan.

"Saat itu Pram dipenjara oleh Belanda. Naskah ini kemudian diselundupkan Pram melalui sahabatnya Prof GJ Resink dan sampailah naskah itu ke tangan HB Jassin," kata Angga.

"HB Jassin kemudian mengikutsertakan naskah Perburuan ke sayembara Balai Pustaka tahun 1949 dan sukses meraih juara satu," lanjutnya.

Film 'Perburuan' akan ditayangkan serentak di seluruh bioskop Tanah Air bersamaan dengan penayangan film 'Bumi Manusia' pada 15 Agustus 2019 mendatang.

(*)