Find Us On Social Media :

Pertama Kali Sejak Perang Dunia II, Warga Jepang Lakukan Evakuasi Terhadap Serangan Militer

By Linda Fitria, Selasa, 23 Januari 2018 | 02:00 WIB

Simulasi evakuasi serangan militer

Laporan Wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati

Grid.ID –  Ratusan warga Tokyo mengungsi pada Senin (22/1/2018).

Jangan khawatir, karena ternyata hal ini merupakan bagian dari latihan evakuasi terhadap serangan militer.

Uniknya, hal ini merupakan yang pertama sejak Perang Dunia II.

Dilansir Grid.ID dari The Star, proses latihan evakuasi tersebut dilakukan di tengah ketegangan yang sedang berlangsung mengenai program nuklir Korea Utara.

Seorang dengan pengeras suara mengeluarkan peringatan mengerikan dalam latihan tersebut.

(BACA : 10 Tahun Nekat Hidup di Kolong Jembatan, Seorang Pria Menjalani 'Ritual' Untuk Menangkan Nomor Lotere)

Latihan ini diadakan di taman hiburan di Tokyo.

"Kami memiliki informasi bahwa peluncuran rudal telah terjadi. Silakan evakuasi dengan tenang di dalam gedung atau di bawah tanah," kata orang dengan pengeras suara.

Seorang pegawai taman berlari, meneriakkan "sebuah rudal diluncurkan, sebuah rudal diluncurkan".

Dalam latihan tersebut, sebanyak 250 penduduk setempat dan pekerja kantor dievakuasi ke gedung beton bertulang dan sebuah stasiun kereta bawah tanah terdekat.

Beberapa menit kemudian, pesan kedua diumumkan melalui loudspeaker.

(BACA : "Jika Aku Pergi, Ibu Akan Kembali" Isi Surat Gadis Penderita Leukimia Pada Ayahnya Ini Bikin Terharu!)

"Rudal itu lewat. Rudal tersebut kemungkinan terbang melintasi wilayah Kanto (Tokyo yang lebih besar) menuju Samudera Pasifik," kata orang dengan pengeras suara.

Sebagai penduduk yang akrab dengan bencana gempa, Jepang akrab dengan latihan evakuasi yang mensimulasikan bencana alam dan kebakaran.

Latihan tahunan adalah ritual musiman yang terlihat hampir di mana-mana di negara ini.

Latihan evakuasi dilakukan di sekolah, tempat kerja hingga rumah perawatan.

Namun simulasi evakuasi dari rudal Korea Utara di Tokyo masih merupakan gagasan baru.

(BACA : Dipangku Pria, Gadis Kecil Ini Ternyata Mendapat Perlakuan Tak Terduga, Biadab!)

Walaupun latihan serupa telah diadakan di bagian lain negara Jepang tahun lalu.

"Saya pikir lebih baik daripada tidak melakukan latihan seperti itu, tapi saya berdoa tidak ada serangan rudal dari Korea Utara," kata Shota Matsushima, seorang mahasiswa yang berada di stasiun kereta dekat lokasi latihan.

Kana Okakuni, seorang siswa, menambahkan, "Saya pikir ada baiknya melakukan tindakan pencegahan, seperti latihan untuk gempa bumi."

Latihan tersebut dilakukan karena ketegangan regional yang tinggi terhadap rudal nuklir dan rudal Korea Utara.

Korea Utara telah memilih Jepang, sekutu utama Amerika Serikat dengan serangan verbal.

(BACA : Kaki Seorang Siswi Terjeblos dan Terjepit di Besi Penutup Selokan, Ia Terus Menangis : "Jangan Potong Kaki Saya" )

Korea Utara mengancam untuk menenggelamkan Negara Jepang ke laut dan mengubahnya menjadi abu.

Tahun lalu, Pyongyang menembakkan tiga rudal ke Jepang.

Korea Utara juga menembakkan beberapa roket ke laut di dekat Jepang.

Hal ini memicu kecaman dan kemarahan.

Setiap kali Korea Utara meluncurkan rudal di atas Jepang, sistem peringatan negara memperingatkan warga melalui telepon genggam dan siaran pengeras suara di jalanan.

Tetapi banyak orang mengatakan bahwa sistem seperti itu tidak ada gunanya.

Dengan sedikit waktu untuk mengevakuasi dan sedikit fasilitas untuk bertahan dalam serangan nuklir, penduduk mengatakan bahwa peringatan tak akan berguna.(*)