Find Us On Social Media :

Lebih Dikenal Sebagai Diktator Asal Korea Utara, Kamu Akan Terkejut Saat Menengok Masa Lalu Kim Jong Un

By Ahmad Rifai, Selasa, 23 Januari 2018 | 21:40 WIB

Kim Jong-un naiki sebuah jet tempur | Tribunnews.com

Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai

Grid.ID - Semua orang lebih mengenal Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, sebagai diktator super edan.

Dirinya semakin jadi tokoh penting yang sangat menentukan perdamaian dan keberlangsungan hidup di Bumi.

Permainan catur nuklir mencapai titik nadir saat uji coba rudal antar benua beberapa kali diselenggarakan Korea Utara.

Tapi, apa betul kamu sungguh kenal dengan pria berbadan tambun asal Semananjung Korea?

(Baca juga: Mengaku Jauh Lebih Besar dan Dahsyat Ketimbang Milik Kim Jong Un, Benarkah Donald Trump Punya Tombol Nuklir Sungguhan?)

Dikutip wartawan Grid.ID dari Al Arabiya, tidak disangka sosok yang berusia 34 tahun ini punya selera humor dengan teman kelasnya selama tahun 1990-an.

Tidak hanya itu, dia juga punya obsesi besar terhadap basket, kuhususnya pada Chicago Bulls.

Dari 1998 hingga tahun 2000, Kim Jong Un merupakan murid sebuah sekolah negeri di Swiss.

Teman-teman di sekolah ternyata tidak mengenal siapa itu Kim Jong Un.

(Baca juga: Premium, Kim Jong-un Ternyata Belajar di Negara Ini, Susah Payah Menyamar Demi Dapatkan Ilmu, Kisah Misteriusnya Bermula Sejak Usia 7 Tahun)

Mereka lebih mengenal sang pemimpin Korea Utara kala itu dengan panggilan Pak-Un Kim.

Tentu identitasnya saat itu ditutup-tutupi.

Ini nampak jelas saat dirinya kala itu justru diakui sebagai anak dari seorang staff kedutaan Korea Utara, bukan sebagai anak seorang pemimpin yang disegani.

(Baca juga: Pernah Dengar Isu Atlet Korea Utara Dieksekusi Karena Hasil Buruk? Begini Fakta Sesungguhnya)

Dikutip wartawan Grid.ID dari Metro.co.uk, seorang mantan guru di sekolah negeri Liebefeld-Steinhoelzli di Koeniz beberkan tentang masa lalu Kim Jong Un.

Bocah asal Korea Utara ternyata cukup menyukai musik folk khas Jerman.

Sehari-hari dia mempelajari aksen lokal dan mencoba lagu-lagu Jerman.

Kim muda senang bermain bola basket.

Dia berbicara bahasa Jerman dengan aksen Bernese yang cukup bagus.

(Baca juga: Laporan Mengagetkan, Penduduk Korea Utara Tak Makan Rumput dan Berpakaian Lusuh, Mereka Hidup Layaknya Orang Asia, Coba Disembunyikan Penguasa Dunia, Foto Berikut Ungkap Fakta Membahagiakan)

Tifak ada yang tahu persis kapan Kim muda datang ke Bern.

Namun, diperkirakan dia tiba di Swiss pada tahun 1991 saat usianya 7 tahun.

Gurunya di sekolah menggambarkannya sebagai orang yang punya integritas, rajin, dan ambisius.

Teman sekelasnya kebanyakan akan ingat ketertarikan Kim muda pada NBA dan Michael Jordan.

(Baca juga: Sudah Membintangi 150 Judul Film Dewasa, Stormy Daniels Beberkan Rincian Pertemuan Pertama dengan Donald Trump)

Mungkin ini jadi hal logis dan mudah dimengerti bahwa Dennis Rodman, kawan setim Jordan, lebih mudah datang ke Korea Utara.

Dikutip wartawan Grid.ID dari Daily Best, begini penjelasan seorang teman tentang Kim Jong Un.

"Kami punya banyak kelucuan bersama-sama," ungkap Joa Micaelo.

"Dia adalah orang baik."

"Banyak anak-anak yang menyayanginya."

"Saya tidak tahu apa pun tentang hidupnya saat ini."

(Baca juga: Donald Trump Siap Berbicara dengan Kim Jong Un, Ini Syaratnya

Kembali dikutip dari Al Arabiya, seorang mantan kolega juga membeberkan cerita yang hampir serupa.

"Dia punya selera humor dan hubungannya dengan siapa saja sangat hangat."

Bahkan yang bikin kaget, hubungan baik tersebut juga diterapkan, "Kepada sejumlah murid yang berasal dari negara musuh Korea Utara."

(Baca juga: 'Tombol Nuklir Siapa yang Jauh Lebih Besar' Berbuntut Panjang, Pihak Korea Utara Lempar Serangan Memalukan untuk Donald Trump)

Di tahun 2011, Kim Jong Un menjadi suksesor Kim Jong Il, ketika ayahnya meninggal akibat serangan jantung di umur 70.

Pada awal tahun 2018, Donald Trump beberapa kali mencaci pemimpin Korea Utara dengan menyebut AS punya tombol nuklir yang jauh lebih besar.

Mengetahui Kim Jong Un punya masa lalu cukup indah, kamu masih dapat berharap untuk hidup dalam dunia yang lebih harmonis.

Kita semua menanti sinar kebaikan di dalam hati sang pemimpin Korea Utara tetap ada.

Benar begitu, Tuan Donald Trump?(*)