Keluarga Apitchaya sudah menutup jendela dan melakukan usaha lain agar tidak terpapar nyamuk Aedes Aegypti.
"Ini sudah masuk musim hujan dan banyak nyamuk berkeliaran di halaman rumah.
"Cuacanya juga sedang tidak bagus, jadi kita jarang keluar rumah dan menutup pintu serta jendela.
"Tapi nyamuknya memang ada di mana-mana," kata Surin sebagaimana Grid.ID kutip dari artikel terbitan Daily Star.
Lebih lanjut, usai insiden yang menimpa Apitchaya ini, pihak desa melakukan sejumlah tindakan pencegahan berupa fogging alias penyemprotan nyamuk.
Akibat peristiwa yang menimpa sepupunya, Surin kini menjadi lebih waspada dan tak mau menganggap remeh peran nyamuk lagi.
"Tadinya kami selalu meremehkan nyamuk, tapi ternyata salah.
"Mereka ternyata jauh lebih berbahaya ketimbang yang kami duga.
"Coba saja kami lebih awas soal hal ini (sebelum Apitchaya jadi korban).
Baca Juga: Ajaib! Lagu Skrillex Terbukti Ampuh Usir Nyamuk Demam Berdarah, Ini Kata Para Pakar
"Kalau saja kami tahu soal bahayanya seperti ini, mungkin Apitchaya bisa selamat," lanjut Surin.
Sama seperti Indonesia, nyamuk juga ditemukan berkembang biak di wilayah Thailand yang beriklim tropis.
Di Indonesia sendiri, untuk mencegah berkembangnya nyamuk demam berdarah, pemerintah selalu menggalakkan program 3M.
Baca Juga: Cacing Sepanjang 15 cm Bersarang di Mata Pria India, Diduga Muncul Akibat Gigitan Nyamuk
Yakni dengan menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang-barang yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk demam berdarah. (*)