Grid.ID - Seorang pramugari Lion Air dilaporkan meninggal dunia karena gigitan nyamuk.
Pramugari Lion Air ini meninggal usai 3 hari sebelumnya digigit nyamuk.
Akibat gigitan nyamuk tersebut, pramugari Lion Air ini mengalami berbagai komplikasi kesehatan.
Komplikasi akibat gigitn nyamuk tersebut antara lain pendarahan internal, syok, bahkan kegagalan organ.
Masih berusia 25 tahun, pramugari Lion Air Thailand bernama Apitchaya Jareondee ini harus meregang nyawa akibat gigitan nyamuk.
Sebagaimana diberitakan oleh The Sun, Apitchaya mengalami demam tinggi usai mengeluh digigit nyamuk.
Baca Juga: Ilmuwan Beberkan 2 Hal yang Justru Mengundang Nyamuk Datang Padamu
Demam tinggi bukan satu-satunya keluhan yang dialami oleh Apitchaya.
Ia juga dilaporkan menderita sakit kepala, yang akhirnya mengharuskan pramugari cantik ini dibawa ke dokter.
Oleh keluarganya, Apitchaya kemudian dibawa ke Rumah Sakit Lanna yang terletak di Chiang Mai, Thailand Utara.
Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan, dokter akhirnya tahu apa yang dialami oleh Apitchaya.
Dokter membenarkan bahwa gigitan nyamuk yang dialami oleh Apitchaya memang menjadi faktor utama gangguan kesehatan yang ia alami.
Rupanya Apitchaya menderita demam berdarah akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Baca Juga: Majelis Hakim Bacakan Vonis, Steve Emmanuel Malah Sibuk Usir Nyamuk!
Dokter kemudian menyarankan keluarga dan Apitchaya untuk melakukan cek darah setiap hari.
Namun, demam berdarah yang dialami oleh Apitchaya justru makin memburuk.
Apitchaya mengalami komplikasi yang lebih parah, seperti pendarahan internal, syok, dan kegagalan organ.
Baca Juga: Jelang Pernikahan dengan Richard Kyle, Jessica Iskandar Sebut Mantan Suaminya 'Nyamuk'
Akhirnya, Senin (5/8/2019) Apitchaya meninggal dunia.
Jenazah Apitchaya kemudian dibawa ke kampung halamannya di Provinsi Nan.
Mengutip pemberitaan Daily Star, sepupu Apitchaya, Surin Jareondee mengatakan bahwa selama ini keluarganya sudah berusaha menjaga kebersihan apalagi di musim hujan di mana nyamuk demam berdarah berkeliaran.
Keluarga Apitchaya sudah menutup jendela dan melakukan usaha lain agar tidak terpapar nyamuk Aedes Aegypti.
"Ini sudah masuk musim hujan dan banyak nyamuk berkeliaran di halaman rumah.
"Cuacanya juga sedang tidak bagus, jadi kita jarang keluar rumah dan menutup pintu serta jendela.
"Tapi nyamuknya memang ada di mana-mana," kata Surin sebagaimana Grid.ID kutip dari artikel terbitan Daily Star.
Lebih lanjut, usai insiden yang menimpa Apitchaya ini, pihak desa melakukan sejumlah tindakan pencegahan berupa fogging alias penyemprotan nyamuk.
Akibat peristiwa yang menimpa sepupunya, Surin kini menjadi lebih waspada dan tak mau menganggap remeh peran nyamuk lagi.
"Tadinya kami selalu meremehkan nyamuk, tapi ternyata salah.
"Mereka ternyata jauh lebih berbahaya ketimbang yang kami duga.
"Coba saja kami lebih awas soal hal ini (sebelum Apitchaya jadi korban).
Baca Juga: Ajaib! Lagu Skrillex Terbukti Ampuh Usir Nyamuk Demam Berdarah, Ini Kata Para Pakar
"Kalau saja kami tahu soal bahayanya seperti ini, mungkin Apitchaya bisa selamat," lanjut Surin.
Sama seperti Indonesia, nyamuk juga ditemukan berkembang biak di wilayah Thailand yang beriklim tropis.
Di Indonesia sendiri, untuk mencegah berkembangnya nyamuk demam berdarah, pemerintah selalu menggalakkan program 3M.
Baca Juga: Cacing Sepanjang 15 cm Bersarang di Mata Pria India, Diduga Muncul Akibat Gigitan Nyamuk
Yakni dengan menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang-barang yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk demam berdarah. (*)