Laporan Wartawan Grid.ID, Septiyanti Dwi Cahyani
Grid.ID - Masih banyak orang yang percaya bahwa menulis bukanlah suatu pekerjaan yang menjanjikan kekayaan.
Namun, salah satu penulis asal Malaysia ini mampu membuktikan bahwa dengan menulis ia mampu menemukan kekayaan yang jauh tak ternilai.
Mengutip perkataan dari Pramoedya Ananta Toer, bahwa menulis adalah bekerja untuk keabadian.
Setidaknya, ketika kamu meninggal nanti orang-orang masih akan mengenangmu melalui tulisan.
(BACA: OKU Sentral Membuat Konser Amal Untuk Komposer Datuk Ooi Eow Jin yang Menderita Alzheimer)
Itulah yang dimaksud dengan keabadian.
Tina Isaacs merupakan seorang penulis lokal asal Negeri Jiran.
Dilansir Grid.ID dari star2.com, Isaacs mengawali karir menulisnya dengan menjadi bagian dari sebuah komunitas penulisan.
Selain itu ia juga tengah disibukkan dengan pengerjaan Masters of Fine Arts di Tampa, Florida.
Dalam komunitas itu ia bertemu dengan banyak orang dan menemukan berbagai macam bacaan.
Setelah kembali ke Malaysia, Isaacs memutuskan untuk melakukan hal yang sama untuk para penulis lokal di sana.
Pada pertengahan tahun 2014, Isaacs berbicara dengan beberapa penulis setempat dan merencanakan untuk membuat sebuah kelompok diskusi masyarakat.
Kemudian, pada bulan Oktober 2014 Isaacs mendirikan Malaysian Writers Community di Facebook.
Komunitas ini mendapatkan sambutan yang hangat dari masyarakat hingga memiliki lebih dari 5.700 anggota.
Isaac memiliki hobi membaca sejak ia kecil.
Karena kecintaannya pada dunia literasi akhirnya iapun tertarik untuk terjun ke dunia itu.
Sampai sekarang Isaacs telah menerbitkan lebih dari 10 kara berupa cerpen, dan beberapa antologi di majalah sastra.
Termasuk Cyberpunk Malaysia dan Hungry Cyberpunk di Ipoh dan Kisah Fantasi Asia Insignia.
Pada tahun 2015, cerpennya berhasil meraih gelar runner-up di D.K Dutt Memorial Award untuk Keunggulan Literatur.
Melalui komunitas yang ia dirikan Isaacs ingin mengubah pola masyarakat tentang pekerjaan sebagai penulis.
Selain itu, Isaacs juga ingin mengenalkan kepada masyarakat dunia terutama masyarakat Malaysia sendiri, bahwa para penulis lokalpun mampu menghasilkan karya-karya terbaiknya.
Tidak semua yang datang dari luar negeri itu baik. (*)