Find Us On Social Media :

Cucu Sys NS Terus Menangis Memanggil Sebutan Ayah Saat Prosesi Pemakaman

By Widyastuti, Rabu, 24 Januari 2018 | 14:29 WIB

Sys Ns dimakamkan Selasa (23/1/2017) sore ini.

Laporan Wartawan Grid.ID, Siti Sarah Nurhayati

Grid.ID - Raden Mas Haryo Heroe Syswanto Ns. Soerio Soebagio siang tadi Selasa (23/1/2018) menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pondok Indah tepatnya pukul 12.30 WIB.

Sebelum dibawa ke rumah sakit pun, Sys Ns sapaan akrabnya sempat kehilangan denyut nadinya sekitar pukul 11.15 WIB dan ditemukan sudah tergeletak lemas, dingin dan berwajah pucat di lantai tengah rumahnya.

Melihat kejadian itu, istri Sys, Shanty Widhyanti panik dan meminta pertolongan polisi yang sedang berjaga di pos polisi yang berjarak kurang lebih 200 meter dari rumahnya dan saat itu juga langsung dibopong untuk dilarikan ke rumah sakit.

(BACA: Selama Hidup, Sys NS Tak Pernah Tunjukkan Rasa Sakitnya)

Setelah dinyatakan meninggal, atas permintaan keluarga jenazah Sys langsung dimandikan di rumah sakit.

Kemudian jenazahnya dibawa pulang dengan menggunakan ambulans untuk disalatkan di kediamannya, kawasan Kemang Timur Raya, Jakarta Selatan dan tiba di rumah duka sekitar pukul 15.05 WIB.

Pihak keluarga tampaknya tak ingin menunda-nunda prosesi pemakaman Sys Ns, maka setelah selesai disalatkan, jenazah kembali dibawa menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut dan tiba pukul 16.31 WIB untuk disemayamkan.

Prosesi pemakamannya pun diiringi oleh tangis ratusan pelayat yang hadir memadati sekitar pemakaman.

Saat itu terdengar pula cucu pertama dari anak pertamanya, Syanindita Trasysty yang terus menangis mengiri kepergian kakeknya tersebut.

"Ayah, ayah, kok ayah bobo terus bunda?," ungkap cucu pertama, yang memanggil kakeknya itu dengan panggilan ayah sambil terus menangis.

Syanindita kemudian menenangkan anaknya itu dengan mengajaknya bernyanyi sambil menahan tangis, dan terus tersenyum agar anaknya tidak menangis kembali.

Kemudian tangisan di sekelilingnya pun tampak pecah.

Setelah pemakaman selesai, hujan perlahan turun seakan mengiringi kepergian mantan penyiar radio itu.

Dan akhirnya satu per satu pelayat pergi meninggalkan pusaranya. (*)