Grid.ID – Ondel-ondel merupakan salah satu bentuk pertunjukkan rakyat Betawi yang biasa ditampilkan dalam acara-acara besar.
Tapi tahukah kamu jika ondel-ondel memiliki sepasang mata yang berukuran besar pada wajahnya?
Namun, banyak yang tidak menyadari jika ondel-ondel memiliki mata ketiga. Letaknya di bagian dada si ondel-ondel.
Saat seseorang masuk ke tubuh ondel-ondel, ada lubang di bagian dada yang dimanfaatkan untuk mengintip.
Baca Juga: Selalu Terlihat Cantik dan Awet Muda, ini 9 Rahasia Wanita Jepang Tampil Sempurna
"Kalau buat anak Kemayoran tempat jayanya ondel-ondel, matanya ondel-ondel itu, ya, ada di bagian itu. Ada di hati, dia melihat pakai hati," ujar Davi ketika berbincang dengan Kompas.com, Rabu (20/6/2018).
Davi mengatakan, hal itu bisa diambil hikmahnya oleh manusia.
Sebagai manusia, harus bisa melihat dengan mata hati. Itu merupakan filosofi yang belum banyak diketahui orang. Kalau dulu, ondel-ondel dikenal sebagai penolak bala atau malapetaka.
Itu sebabnya dulu wajah ondel-ondel dibuat seram. Tujuannya supaya ondel-ondel itu bisa mengusir bala dengan wajah seramnya. Filosofi lain dari ondel-ondel bisa dilihat dari tampilan fisiknya.
Warna wajah ondel-ondel laki-laki adalah merah untuk menunjukkan keberaniannya. Sementara warna ondel-ondel perempuan adalah putih untuk menunjukkan kesuciannya.
Baca Juga: Keluarga Hartono Masuk Daftar Orang Terkaya di Dunia, Kekayaannya Capai Rp 461Triliun
Pakaian ondel-ondel pun harus memakai warna yang mentereng dan cenderung nabrak. Warna hijau terang bisa dipadu padankan dengan merah muda atau yang lainnya.
Davi mengatakan, itu merupakan warna khas Betawi yang menarik perhatian orang.
"Jadi seperti warna orang Betawi yang selalu nabrak warnanya. Warnanya memang harus mentereng dan norak. Biar apa? Biar dia dari jauh juga sudah kelihatan ada ondel-ondel," ujar Davi.
Sebenarnya, filosofi ondel-ondel sendiri juga tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2017 tentang Ikon Budaya Betawi.
Dalam pergub itu, filosofi ondel-ondel adalah: "Sebagai perlambang kekuatan yang memiliki kemampuan memelihara keamanan dan ketertiban, tegar, berani, tegas, jujur dan anti manipulasi".
Jarang dipelajari
Kata Davi, saat ini sedikit sekali anak muda yang menunjukkan kepedulian kepada budaya Betawi itu. Pengamen ondel-ondel yang kebanyakan anak muda itu pun tidak bisa disebut peduli.
Sebab, kata Davi, tujuan mereka kebanyakan hanya mencari uang.
"Sudah jarang yang mau belajar ondel-ondel. Kalau pun ada, mereka enggak mau cari sejarahnya, filosofinya, warnanya, rambutnya harus berapa," kata dia.
Davi pun berharap anak-anak muda bisa semakin banyak mempelajari ondel-ondel dan filosofinya. Davi mengapresiasi segelintir anak muda yang masih tertarik pada budaya ini.
Davi mengenal beberapa anak muda yang menggeluti ondel-ondel.
"Tapi mereka tidak menjadikannya sebagai mata pencaharian. Mereka punya kerjaan lain semuanya," kata Davi.
Lewat mereka, dia mengharapkan keberlangsungan ikon budaya Betawi ini supaya tidak hilang tergerus zaman.(*)
Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul "Cerita di Balik Wajah Ondel-ondel yang Seram dan Mata di Hati..."