Laporan Wartawan Grid.ID, Siti Maesaroh
Grid.ID - Seberapa sering orang tua memperhatikan anak-anak mereka yang berselancar di media sosial?
Apakah benar media sosial memiliki dampak buruk bagi anak-anak?
Benarkah media sosial meningkatkan risiko masalah mental untuk anak-anak maupun remaja?
Menurut penelitian, penggunaan media sosial memang memiliki beberapa dampak negatif yang tak bisa diacuhkan begitu saja.
Mengecek dan memeriksa Facebook, Instagram dan Snapchat secara berkala dapat meningkatkan risiko tekanan psikologis hingga 20 persen.
Untuk mereka yang mengecek lebih dari empat kali sehari, risikonya meningkat sampai 40 persen.
Anak dengan jenis kelamin laki-laki bahkan memiliki risiko sebesar 10 persen menderita masalah kesehatan mental.
Dilansir Grid.ID dari laman The Sun, Rabu (14/8/2019), fakta di atas ditemukan dari penelitian yang dilakukan untuk melihat seberapa banyak pengaruh penggunaan media sosial yang merusak kesehatan mental.
Penelitian tersebut melibatkan lebih dari 10.000 anak muda Inggris berusia 13 hingga 16 tahun.
Profesor Russell Viner, dari University College London, mengungkapkan banyak dari anak-anak dan remaja kehilangan banyak waktu untuk tidur, berolahraga dan aktivitas lainnya karena terpaku dengan media sosial.
Fakta mengejutkan juga dipaparkan bahwa setengah dari semua penyakit mental dimulai sebelum seseorang memasuki usia 14 tahun.
Dr Louise Theodosiou, dari Royal College of Psychiatrists, mengatakan perusahaan media sosial harusnya ikut berperan melindungi anak-anak.
Dia berkata, "Kami telah melakukan pengamatan dan menemukan kekhawatiran karena dalam beberapa tahun terakhir banyak anak perempuan mengalami depresi dan kurang percaya diri."
Baca Juga: Terkuak Alasan Desy Ratnasari Tak Punya Akun Media Sosial, Ternyata Karena Hal Sepele Ini!
Selain itu, media sosial juga membuat remaja dan anak-anak mudah terpapar kejahatan cyber-bullying.
Untuk itu diharapkan semua pihak mulai dari orang tua, lingkungan dan lainnya ikut memberikan kontrol terhadap pengaruh penggunaan media sosial.
Hal tersebut dilakukan dalam rangka untuk membantu menyelamatkan kesehatan mental para remaja dan anak-anak.
(*)