Grid.ID - Cari calon suami atau istri yang berkualitas.
Jangan hanya lihat dari tampang dan fisik saja.
Melainkan lihat juga hatinya dan kesungguhan untuk membangun rumah tangga ke depannya.
Dilansir reporter Grid.ID dari berita Asiaone yang dirilis pada tanggal 24 Januari 2018, seorang wanita asal Tiongkok bernama Wang Jing Shu (39) datang ke Singapura tiga tahun yang lalu.
(BACA: Ditinggal Merantau Oleh Orang Tua, Balita Usia 4 Tahun Sudah Menjadi Perokok)
Ia datang ke Singapura untuk bekerja sebagai pegawai sebuah diskotik.
Tiga bulan bekerja ia kemudian berkenalan dengan seorang lelaki.
Mereka berkenalan dan saling suka.
"Kami berkencan selama tiga setengah bulan," ujar Wang.
Belum menikah, Wang lantas mengandung anak dari lelaki itu.
"Saya hamil anaknya, akhirnya saya menemukan diri saya tidak cocok untuk kehidupan malam dan berencana untuk meninggalkan pekerjaan saya di diskotik."
"Saya ingin menghabiskan hari-hari saya dengan bahagia bersamanya, bahkan jika dia bukan orang kaya."
Wang lantas keluar dari pekerjaannya dan kembali ke Tiongkok.
"Awalnya, dia memperlakukan saya dengan baik."
"Saya kembali ke Tiongkok dan melahirkan anak kami."
Lantas calon suami Wang menyusul terbang ke Tiongkok.
"Dia (suaminya) terbang ke Tiongkok pada bulan Juni dan kami menikah di sana."
Namun saat itulah Wang melihat untuk terakhir kali suaminya itu.
"Dia datang berkunjung lagi setelah putra kami lahir, tapi pergi setelah beberapa saat."
Setelah itu, segala sesuatunya mulai memburuk.
(BACA: Kasihan, Wanita Ini Ditinggalkan Suami yang Tak Mau Melihat Infeksi Kulit di Sekujur Tubuhnya)
Wang mengatakan bahwa suaminya tidak mau lagi menerima teleponnya, atau bahkan jika dia mengangkatnya, ia akan menutup telepon setelah berbicara singkat.
Merasa sedih, dia memutuskan untuk mengajukan perceraian dengan suaminya.
"Selama ini saat saya hamil, dia memberi saya tunjangan $5.000 (Rp 66 juta).
"Antara bulan September dan Desember 2017, dia hanya memberi saya $2.900 untuk saya dan biaya harian anak kami."
"Saya tidak bisa kembali ke Singapura atau berhubungan dengannya. Saya benar-benar berada di ujung pernikahan saya di sini," ujar Wang sembari menangis.
Wang juga mengklaim bahwa anak mereka yang berusia dua tahun menderita pneumonia tahun lalu.
"Melihat anak saya seperti ini membuat hati saya sakit, biaya rawat inap menghabiskan biaya $8.000."
"Namun suami saya tak peduli dengan keadaan saya di sini."
Wang dan suaminya sepakat bercerai dengan kewajiban bagi sang suami untuk memberikan santunan kepada Wang sebesar $1.000 perbulan. (*)