Grid.ID - Sebuah penemuan menyeramkan baru-baru ini didapati di Haunted Museum, Nottingham, Inggris.
Pemiliknya, Marie dan Steve Wesson menemukan sebuah pintu tersembunyi di balik dinding palsu di gedung Nottingham, Inggris yang dikenal berhantu.
Mengutip Nottinghampost.com, Senin (19/8/2019), pintu misterius yang telah terkunci setahun itu akhirnya dibuka untuk pertama kali oleh Marie dan Steve Wesson.
Pintu logam tersebut berada di bawah lapisan eternit, ketika mereka membeli bangunan bekas perusahaan produksi film di Mapperley ini pada tahun lalu.
Pintu itu didapati sudah dalam kondisi disegel dan tertutup.
Baca Juga: Penuhi Panggilan Polisi, Salmafina Sunan Ditemani Kedua Orang Tua
Marie dan Steve takut membukanya. Karena itu mereka membiarkannya terkunci selama lebih dari setahun.
Namun pada Kamis (16/8/2019), pintu tersebut dibuka untuk pertama kalinya bersama dengan sekelompok 7 paranormal.
Di dalamnya, Marie menemukan bintang pentagram berujung lima yang terbuat dari arang, serta boneka beruang kotor.
Ada pula lilin putih yang tersusun pada setiap ujung pentagram.
Lilin tersebut tampak telah digunakan dan dibakar puntungnya.
"Aku tidak percaya dengan apa yang ku lihat."
"Kami investigator paranormal, bukan pemuja setan, jadi kami harus mencari tahu sebanyak mungkin tentang itu," kata Marie.
Melihat hal itu, dia yakin bahwa hal mengerikan telah terjadi.
"Selama penyelidikan di museum, kami memiliki rekaman suara seseorang yang mengatakan 'jangan buka pintu' dan 'jangan buka pintu' dengan tawa menyeramkan setelahnya."
"Itu membuat saya (ingin membukanya)," ungkap Marie.
Ia juga mengklaim telah mendengar suara goresan dari dalam ruang pada banyak kesempatan.
Sekarang pintu misterius itu telah dibuka, pengunjung museum dapat melihatnya tetapi tidak boleh menyentuh temuan menyeramkan itu.
Tapi sejak dibuka, kata Marie, sudah beberapa orang mengeluh sakit kepala.
"Sejak kami membukanya, beberapa orang mengeluh sakit kepala."
"Putri saya, yang tidak pernah sakit kepala, mendapat tekanan yang sangat buruk di belakang matanya," kata Marie.
(*)