Grid.ID - Momen 17-an atau HUT Kemerdekaan Republik Indonesia adalah salah satu hari bersejarah yang selalu dirayakan masyarakat.
Setiap tanggal 17 Agustus, jiwa nasionalisme masyarakat sering tergugah dengan semangat kebangsaan.
Beberapa kisah tentang anggota paskibra mewarnai penyelenggaran menjelang dan saat momen HUT RI ke-74 berlangsung.
Para anggota paskibra memiliki peran penting dalam momen perayaan HUT RI ke-74 di tanah air, mereka adalah pasukan pengibar Sang Saka Merah Putih.
Ada beberapa cerita paskibra yang menjadi sorotan beberapa waktu belakangan ini, diantaranya adalah cerita para anggota paskibra di Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku.
Diberitakan Kompas.com, sebanyak 28 anggota Paskibra di tingkat kecamatan menangis saat upacara berlangsung.
Mereka tak mampu membendung air mata lantaran saat menjalankan tugas, mereka memakai seragam Paskibraka.
Tangis dari para anggota Paskibra ini pun membuat semua peserta undangan yang hadir pun ikut menangis.
Mereka hanya menggunakan seragam sekolah saat menjalankan tugas mereka.
Meski kecewa ,mereka tetap menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka hingga upacara selesai.
Salah seorang anggota Paskibra mengungkapkan rasa kecewanya tehadap pihak kecamatan yang pad sesi latihan disebutkan berjanji untuk memfasilitasi.
Baca Juga: Ketika Air Mata Paskibra di Papua Mengalir Saat Mencium Sang Saka Merah Putih
"Kami semua merasa sangat sedih dan menangis saat menjalankan tugas karena kami melakukannya hanya dengan baju seragam SMA,” kata salah seorang anggota Paskibra seperti yang Grid.ID kutip dari Kompas.com.
Siswa tersebut mengungkapkan, saat latihan, dia dan teman-temannya telah dijanjikan oleh panitia kecamatan akan diberikan seragam Paskibra, namun hingga tanggal 16 Agustus 2019 belum juga ada kepastian.
Kekecewaan juga diungkapkan oleh salah satu tokoh masyarakat, Herry Patty (62).
Ia mengungkapkan tidak tersedianya seragam untuk para anggota Paskibra merupakan sebuah kegagalan camat setempat.
"Untuk skala kecamatan, sangat tidak mungkin kalau fasilitas kepada Paskibra tidak ada."
"Sangat miris sekali kita melihat 28 Paskibra berpakaian seragam SMA sambil menangis saat menjalankan tugasnya,” jelas Herry.
Selain terjadi di Maluku, momen haru juga terjadi di acara pengukuhan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) HUT RI 74 tingkat Kabupaten Mimika, Papua.
Merujuk artikel terbitan Kompas.com, Suasana haru tersebut menyelimuti ruangan ketika 35 anggota paskibra dikukuhkan oleh Bupati, Mimika Eltinus Omaleng di Graha Eme Neme Yauware pada Jumat (16/8/2019) malam.
Iringan lagu syukur terdengar kala para anggota Paskibra mencium Sang Saka Merah Putih, tak sedikit dari mereka yang meneteskan air mata.
Para Paskibra ini lalu membacakan sembilan ikrar. Salah satunya, komitmen menjaga ideologi negara, Pancasila.
Sebanyak 35 anggota Paskibra tersebut dilatih oleh 10 pelatih dari Detasemen Kavaleri - 3/ Srigala Ceta yang bermarkas di Mimika.
Menurut Ketua Tim Pelatih Lettu (Kav) Nicholas ABW, ke-35 anggota Paskibra ini terdiri dari 18 putra dan 17 putri.
Para anggota Paskibra ini sudah berlatih sejak enam minggu lalu dan mulai dikarantina sejak 13 Agustus. (*)