3. Libatkan Kepala Suku dan Tokoh Agama untuk Meredam Kerusuhan
Amukan massa yang sulit diredam bahkan harus melibatkan peran kepala suku.
Melansir laman Kompas.com, Staf Khusus Presiden untuk Papua, Lenis Kogoya, telah berkoordinasi dengan seluruh kepala suku, untuk meredam kerusuhan.
"Kami sudah koordinasi dengan kepala suku di sana dan mereka akan kendalikan dengan baik," ujar Lenis saat memberikan keterangan pers di kawasan Slipi, Jakarta Barat, dikutip dari laman Kompas.com.
Tak hanya kepala suku, Lenis juga berkoordinasi dengan tokoh-tokoh gereja di Papua.
Tindakan tersebut dilakukan agar kerusuhan bisa mereda dan tidak meluas.
Baca Juga: Indahnya 5 Wisata Laut di Manokwari, Kalau Lucinta Luna Mau ke Sana
4. Gubernur Jatim Minta Maaf
Kerusuhan di Manokwari melibatkan dua daerah yakni Jawa Timur dan Papua.
Gubernur Jawa Timur, Khififah Indar Parawansa bahkan telah meminta maaf kepada masyarakat Papua melalui Gubernur Papua, melalui sambungan telepon.
"Kami telepon Gubernur Papua, mohon maaf. Sama sekali itu bukan suara Jatim. Harus bedakan letupan bersifat personal dengan apa yang menjadi komiten Jatim," kata Khofifah seperti ditayangkan Kompas TV, Senin (19/8/2019).
5. Walikota Malang Minta Maaf
Tak hanya Gubernur Jatim yang meminta maaf kepada masyarakat Papua, Wali Kota Malang, Sutiaji juga turut minta maaf atas kericuhan yang terjadi di asrama Mahasiswa Papua, Kamis (15/8/2019).
Baca Juga: Permintaan Maaf Ditolak, Warga Minta Lucinta Luna Datang ke Manokwari
"Kalau kemarin ada insiden kecil atau dimaknai besar, itu kalau antar masyarakat atas nama Pemerintah Kota Malang saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Bahwa kemarin itu di luar sepengetahuan kami juga," ungkap Sutiaji, dikutip dari laman Kompas.com.
(*)