"Kamu cadangan nomor 2 ya? Yang cadangan nomor satunya akhirnya berangkat?" tanya Feni Rose lagi.
"Masuk, lolos kabupaten," jawab Koko mengiyakan.
Usut punya usut, video curhatannya yang menjadi viral di Facebook ternyata tak berasal dari inisiatif pribadinya, melainkan ide dari sebuah stasiun televisi.
"Ceritanya sampai bisa bikin video. Siapa yang videoin sebenernya?" cecar Feni Rose.
"Ada pihak TV lain," balas Koko singkat.
"Kok tahu kamu nggak keterima. Koko rumahnya di situ, kejadiannya begitu. Disalip. Emang kamu pernah curhat di sosial media kah sebelumnya?" tanya sang host lagi.
"Belum pernah," jawabnya.
Asrorun Niam yang kala itu mendampingi Koko Ardiansyah pun ikut angkat bicara soal kasus ini.
"Setelah proses investigasi memang ditemukan 2 hal. Yang pertama benar bahwa Koko sudah mengikuti proses seleksi dan jadi cadangan. Menjadi masalah ketika ada di antara peserta yang masuk ke diklat itu ada anak yang tidak melalui tahap seleksi sama sekali, tiba-tiba masuk," ungkap Niam.
"Di samping ini menghambat cadangan untuk masuk, ini juga bertentangan dengan peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga terkait dengan mekanisme recruiting dan seleksi," imbuhnya.
Asrorun Niam lantas berpesan agar kisah seperti Koko Ardiansyah tak terulang lagi di masa depan.
"Makanya setelah kasus ini harus jadi pelajaran. Jangan sampai anak-anak pintar kemudian keluar air mata karena kehilangan kesempatannya," pungkasnya.
(*)