Grid.ID - Masa kecil memang biasa dihabiskan dengan bermain.
Salah satunya yaitu bermain sepak bola.
Permainan ini memang populer di kalangan anak-anak.
Bahkan mereka sampai menjadikan sepak bola sebagai cita-citanya.
(BACA : Ayah El Barack Komentar di Instagram Jessica Iskandar, Netizen: Balik ke Indonesia Please! )
Namun, di Kota Kediri ada kejadian yang tragis setelah seorang bocah lumpuh sehabis bermain bola.
Dirinya melakukan gol bunuh diri.
Nah, dari situ teman-temannya tersulurt amarahnya dan menganiaya korban yang berinisal T (12).
Dilansir dari Surya.co.id, berikut Grid.ID rangkum 5 fakta bocah SD yang dikeroyok temannya karena buat gol bunuh diri.
1. Kondisi
T yang merupakan siswa SDN Pakunden 1 ini harus menjalani rawat inap di ruang ICU RS Bhayangkara.
Pasalnya, dirinya alami lumpuh setelah dikeroyok oleh teman-temannya.
Dia mengalami gangguan saraf seetelah kemaluannya juga ditendang.
Tak hanya itu, T juga sulit untuk berbicara normal.
2. Bimbingan konseling
Adanya kejadian yang tak diinginkan ini, Dinas Pendidikan Kota Kediri telah melakukan pendampingan kepada korban dan para pelaku.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Kantor Dinas Pendidikan Kota Kediri Chevy Ning Suyudi berharap penanganan ini berlangsung kondusif.
Karena korban dan pelaku masih anak-anak.
Sementara petugas Unit PPA Polresta Kediri telah melakukan pemeriksaan terhadap pelaku yang didampingi orangtua dan pendamping psikolog.
(BACA : Lagi Viral, Lagi-lagi Ada Pelakor, Suami Direbut Gadis Kelas 2 SMK Sang Istri Curhat Lewat Medsos )
Pemeriksaan dilakukan di rumah salah satu warga Kelurahan Pakunden usai pulang sekolah.
Mengingat para pelaku masih di bawah umur, pemeriksaan yang dilakukan petugas Unit PPA tidak dilakukan secara formal tapi sambil duduk lesehan di rumah warga.
3. T dirujuk ke RSUD Dr Soetomo
T korban pengeroyokan temannya ini dirujuk ke RSUD Dr Soetomo.
Hal itu dilakukan karena T membutuhkan penanganan dan perawatan medis secara khusus.
Sebelumnya T dirawat di ICU RS Bhayangkara.
"Korban telah dirujuk dibawa ke RS Dr Sutomo yang memiliki peralatan medis lebih lengkap," ungkap Chevy Minggu (28/1/2018).
4. Belum ada tersangka
Kasat Reskrim Polresta Kediri AKP Ridwan Sahara saat dikonfirmasi menjelaskan, petugas telah memeriksa 5 anak sebagai saksi.
Ke 5 anak ini yang ikut bermain bola bersama korban.
Sementara itu kasus ini ditangani oleh Unit PPA Polresta Kediri.
Jumlah saksi juga bertambah menjadi 7 anak.
Anak-anak itu dimintai keterangan oleh petugas pada Sabtu (27/1/2018) usai pelajaran sekolah.
Petugas juga masih melakukan penyidikan dan belum ada tersangka atas kasus ini.
5. Pengakuan orangtua
Terkait kejadian yang menimpa anaknya, orang tua T turut angkat bicara.
Mereka mengatakan bahwa ada salah satu dari anak yang melakukan kekerasan pada T itu pernah meminta uang pada korban.,
Namun, orang tuanya menjelaskan peristiwa itu terjadi sudah agak lama. (*)