Takhanya itu, dia juga seringkali dituntut untuk keluar kantor, dan harus melihat layar ponsel di bawah matahari.
Oleh karena itu, ia harus mengatur kecerahan layar ponselnya dengan tingkat kecerahan maksimal.
Hanya saja, karena kebiasaannya, ia jarang menurunkan tingkat kecerahan layar ponselnya, dan bahkan, ia juga sering melihat film melalui ponselnya dengan layar yang sangat cerah.
Kebiasaan itu, semakin hari semakin membuatnya nyaman, dan tidak menyadari bahwa layarnya terlalu terang.
Setelah hal itu berlangsung selama 2 tahun, pada Maret 2018, ia menyadari ada sesuatu yang salah dengan matanya.
Pada awalnya, ia hanya merasa tidak nyaman saja.
Namun kondisinya semakin parah dan empat bulan kemudian, matanya merah dan kesakitan.
Ia kemudian memutuskan untuk ke rumah sakit.
Setelah diperiksa dokter memberi tahunya bahwa pembuluh darah kornea kirinya penuh dengan darah.
Bahkan pengelihatannya, hanya berfungsi 0,6. Sementara itu, mata kanannya hanya berfungsi 0,3 dengan lebih dari 500 lubang pada korneanya.
Mengerikan bukan?