Find Us On Social Media :

Waspada, Duduk Lebih dari 9,5 Jam Bisa Memicu Kematian Dini!

By Grid, Jumat, 23 Agustus 2019 | 16:15 WIB

Duduk Lebih dari 9,5 Jam Bisa Memicu Kematian Dini

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Sebuah studi mengungkapkan bahwa duduk selama lebih dari sembilan setengah jam sehari, dapat meningkatkan risiko kematian dini.

Para ilmuwan telah menganalisis data lebih dari 36.000 orang dewasa dengan usia rata-rata 62 tahun, untuk membuktikan penelitian ini.

Studi ini mengkategorikan tingkat peserta mulai dari yang kurang aktif hingga paling aktif.

Baca Juga: Dituding Korbankan Suaminya Demi Naikkan Popularitas, Barbie Kumalasari Justru Bersikap Masa Bodoh: Biasalah, Terlalu Banyak Orang Memperhatikan!

Diketahui Profesor Ulf Ekelund di Sekolah Ilmu Olahraga Norwegia, Oslo menjadi pememimpin dalam penelitian. Penelitian ini telah diterbitkan dalam Jurnal British Medical dan menemukan bahwa terlalu lama duduk bisa meningkatkan risiko kematian.

"Temuan kami memberikan bukti yang ilmiah bahwa, tingkat aktivitas fisik lebih banyak dengan waktu yang continue, dapat menghambat dan menurunkan risiko kematian dini," tulis Profesor Ulf Ekelund dalam Jurnal British Medical.

Baca Juga: Zee Zee Shahab dan Ardina Rasti Berbagi Pengalaman Seputar Menyusui di Parent Session #MenjagaKasihIbu Hal tersebut juga ditunjukkan dengan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa 70% orang yang aktif memiliki risiko kematian usia dini yang lebih kecil.

Sedangkan 6% peserta meninggal selama masa lanjut rata-rata 5,8 tahun.

Ada sekitar lima kali lebih banyak kematian di antara yang paling tidak aktif, dibandingkan dengan mereka yang bergerak aktif.

Baca Juga: 3 Tahun Mendekam di Penjara, Saipul Jamil Banting Setir Jadi Motivator Bagi Narapidana dan Pegawai Lapas: Saya Selalu Kasih Semangat

Para peneliti mengatakan bahwa hasil penelitian ini, sebenarnya memberi data penting untuk kampanye kesehatan masyarakat.

Para peneliti menyarankan pesan kepada masyarakat untuk duduk lebih sedikit, dan bergerak lebih banyak atau dalam arti lain masyarakat harus lebih sering melakukan kegiatan. (*)