Laporan Wartawan Grid.ID, Dianita Anggraeni
Grid.ID - Penyanyi Hedi Yunus baru saja tiba di Jakarta usai menjalankan ibadah umroh beberapa hari yang lalu.
Pemilik nama asli Hedi Sulaiman itu pergi umrah dengan membawa dua orang pemenang dari lomba menyanyi yang diadakannya pada akhir 2017.
Kurang lebih selama 9 hari di sana, Hedi Yunus menceritakan ada kejadian yang tak mengenakan.
Sandal jepit kesayangannya yang sudah 10 tahun ia gunakan hilang di hari ke dua.
"Oh saya kemarin ada ilang sandal, jadi sempet khawatir. Jadi itu terjadi di masjid Nabawi, hari pertama jamaah saya ilang sandalnya. Kita ketawa ledek-ledek gitu."
"Terus di hari kedua di masjid Nabawi itu saya sama jamaah saya samaan. Keluar ke tempat loker sandal, jadi saya bawa sandal yang biasa saya pakai, beli di sana, nggak tau kenapa bawa dari sini sandal andalan udah lebih dari 10 tahun saya pakai ke mana-mana, ke Bali saya pakai."
"Nah itu kemarin saya keluar saya cuman gini 'sendal saya agak nongol sedikit, saya rapihin dan taro lagi, tapi dalam hati ilang nggak ya?' Abis itu masuk, pas udah mau pulang saya mau periksa lokernya kayanya sih (ilang), pas saya liat oh iya udah nggak ada," cerita panjang Hedi Yunus saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Senin (29/1/2018).
(BACA: Isyana Sarasvati Akan Ramaikan Konser Musik Orkestra di Jakarta, Catat Tanggalnya!
Vokalis grup musik Kahitna itu pun mengikhlaskan sandal jepit andalannya itu hilang.
Karena kejadian itu, ia pun harus membeli sandal yang baru.
"Yaudah ikhlasin ajah akhirnya beli sendal 5 Riyal (Rp17.762), beli sandal jepit yang standar banget," tuturnya.
(BACA: Banyak Dapat Pujian Setelah Berhijab, Fenita Arie Malah Ketakutan)
Dari kejadian itu Hedi Yunus belajar bahwa apapun perkatan atau tindakan yang dilakukan di Tanah Suci tidak boleh sembarangan dan harus lebih berhati-hati lagi.
"Setiap kejadian yang di Tanah Suci kita dilatih nggak boleh punya (prasangka buruk), jangankan hati, ucap pun nggak boleh kotor, nggak boleh negatif,"
"Karena kalo di Tanah Harom itu akan terjadi berbagai macam kejadian pasti ngalamin, betul-betul di sana real, nyata di depan mata benar kejadian banget,"
"Jadi hati itu benar bersih, benar terlatih. Itikaf terus minta sama Allah, ya emang ditanamkan sama kehidupan sehari-hari," pungkasnya. (*)