Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Suminar
Grid.ID - Di Indonesia, penyakit kanker merupakan penyakit paling berbahaya yang dapat menyebabkan kematian.
Banyak yang mengatakan bahwa kanker bisa terjadi karena berbagai macam hal, mulai dari pola makan dan hidup yang tidak sehat.
Bahkan, ada yang mengatakan bahwa kanker bisa terjadi karena keturunan.
Lantas, benarkan kanker merupakan penyakit yang bisa terjadi akibat keturunan atau faktor genetik?
"Kanker keturunan nggak, jawabannya bisa iya bisa juga nggak. Paling 8-10% saja efek keturunanya. Sisanya dari lingkungan dan pola hidup. Dan yang perlu diketahui, kanker itu tidak menular," ucap Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP saat ditemui Stylo Grid.ID dalam acara Rangkaian Hari Kanker Sedunia 2018, "Kita Bisa, Aku Bisa : Waspadai Mitos Kanker", di Jakarta, (26/01/2018).
Walaupun hanya sedikit persentase yang menunjukkan bahwa kanker dapat disebabkan oleh faktor genetik, namun kanker payudara merupakan salah satu kanker yang disebabkan oleh genetik.
"Namun, ada beberapa penyakit yg lebih besar komponen genetiknya, salah satunya adalah kanker payudara.Kalau ibu punya kanker payudara, ada kemungkinanan anak lebih besar untuk terkena resiko kanker payudara," lanjut prof Aru.
( BACA : Akan Mulai Sulap Lagi, Demian Tetap Akan Bersama Edison)
Kanker payudara merupakan kanker yang cukup banyak dialami oleh wanita di Indonesia, untuk lebih baik periksakan lebih dini untuk mencegahnya.
Apalagi untuk wanita yang mempunyai riwayat terkena kanker payudara.
"Deteksi lebih dini untuk checkupnya, biasanya yang muda rentan terkena kanker payudara di umur yang lebih muda. Contohnya kalau ibu umur 40 kena kanker, anak harus deteksi sebelum umur 40 tahun, 35 tahun misalnya," beber Prof Aru.
Untuk mencegah terjangkitnya penyakit kanker apapun itu, lebih baik periksakan sejak dini dengan menerapkan pola hidup yang sehat.
( BACA : VIDEO: Simak Tampang Kocak JR NUEST yang Sukses Bikin Kim Ji Won Ngakak!)
"Angka kanker di Indonesia bisa diturunkan dengan hanya mengetahui dan menjalani pola hidup yang sehat serta melakukan deteksi dini," pungkas Prof Aru. (*)