Grid.ID - Di tengah kabar viral seorang satpam tewas digigit ular Weling, pecinta reptil Panji Petualang mengungkap fakta yang cukup mencengangkan.
Pasalnya, Panji Petualang menyebut bahwa di Indonesia hanya ada 1 obat anti bisa ular.
Tak hanya itu, obat anti bisa ular yang ada di Indonesia tak bisa digunakan untuk mengobati gigitan semua jenis ular berbisa.
Baca Juga: Viral, Satpam Tewas Digigit Ular Weling di Serpong, Inilah Cara Menangani Gigitan si Reptil Berbisa
Kasus seorang satpam tewas digigit ular weling di Serpong sontak menjadi perhatian para pecinta binatang.
Termasuk oleh Panji yang dikenal sebagai pecinta sekaligus pawang binatang melata dan aneka reptil tersebut.
Secara pribadi Panji bahkan turut mengucapkan belasungkawa atas insiden tewasnya seorang satpam usai digigit ular di Tangerang itu.
Seperti yang diwartakan Grid.ID sebelumnya, seorang satpam bernama Iskandar tewas usai digigit ular weling (Bungarius Fasciatus) saat sedang bertugas.
Satpam itu tewas usai digigit ular weling lantaran berusaha menangkap binatang melata itu dengan tangan kosong.
Usai digigit, Iskandar langsung dibawa ke dua rumah sakit hingga dinyatakan meninggal dunia.
Pasalnya, melalui kronologi kejadian yang dilaporkan salah satu warga kluster tempatnya berjaga, terungkap bahwa Iskandar sempat kesulitan mendapat penanganan di rumah sakit.
Pasalnya, saat korban dilarikan ke Rumah Sakit Bathsaida, di sana tidak tersedia serum anti bisa.
Hal itulah yang menyebabkan, satpam Iskandar dilarikan ke RSU Kabupaten Tangerang agar ditangani dengan serum, tetapi tidak tertolong.
Baca Juga: Buaya Merry Pemangsa Deasy Tuwo Mati Mendadak, Panji Petualang Pertanyakan Penyebabnya
Sulitnya mendapatkan obat anti bisa ular ternyata juga diakui oleh Panji Petualang.
Panji Petualang bahkan mengatakan di Indonesia hanya ada satu jenis obat anti bisa ular.
Hal ini diungkapkannya lewat tayangan YouTube di kanal Panji Petualang, yang diunggah pada Kamis, (22/8/2019).
"Nah teman-teman, khusus untuk anti bisanya, negara kita Indonesia hanya memiliki satu anti bisa buatan dari biofarma, yaitu Biocef Polivalen," terang Panji Petualang.
Meski begitu, ia mengatakan bahwa obat tersebut hanya bisa digunakan untuk mengobati bisa gigitan dari tiga jenis ular.
Gigitan ular jenis Kobra, ular tanah, dan ular weling, sedangkan jenis lain seperti king kobra tidak dapat disembuhkan dengan obat tersebut.
Baca Juga: 4 Hari Pasca Digigit Ular Sampai Bolong, Panji Petualang Bagikan Perkembangan Tangannya
"Bisa mengobati gigitan dari Bungarius, yaitu welang atau weling, gigitan agkistrodon rhodostoma, yaitu ular tanah, gigitan ular kobra," imbuhnya.
Beberapa jenis ular seperti king kobra disebutnya tidak dapat disembuhkan hanya dengan obat tersebut.
"dan beberapa ular berbisa lainnya, seperti king kobra, dan lain-lain tidak dapat diobati dengan anti bisa tersebut," pungkasnya.
Panji petualang juga tampak memberi peringatan agar tetap waspada dengan semua jenis ular.
Terlebih jika ingin menangkap ular tersebut maka harus menggunakan safety tools.
"Kita jangan menganggap sepele ular juga gigitannya, safety tools adalah alat yang wajib untuk kita gunakan saat menghadapi ular berbisa maupun tidak," terang Panji Petualang.
Penggunaan safety tools perlu digunakan lantaran tidak banyak orang yang tahu jenis ular berbisa maupun tidak.
"Karena banyak orang yang tidak tahu jenis ular tersebut berbahaya atau tidak. Jangan karena ular itu jinak lalu kita anggap tidak berbahaya.
Padahal sewaktu-waktu jika menggigit bisa saja ular yang kita tangani adalah ular yang sangat mematikan," pungkasnya.
Pecinta binatang reptil dan melata itu juga mengingatkan bahwa banyak jenis ular yang ada di Indonesia.
"Ingat, di Indonesia kekayaan akan jenis ular itu sangat banyak dan bervariasi," pungkasnya. (*)