Laporan Wartawan Grid.ID, Rini Listia
Grid.ID - Tren fashion selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum wanita, mereka selalu mengikuti tren fashion yang sedang terjadi.
Hanya karena ingin tampilannya terlihat stylist, berbeda dan selalu up to date.
Tetapi terkadang mereka tidak mengetahui efek samping atau bahaya yang terjadi pada kesehatannya.
(BACA : 3 Hal Menakjubkan yang Dilakukan Otakmu Saat Kamu Sedang Terlelap )
Seperti yang terjadi pada tren fashion celana skinny, celana ini hadir dengan potongan celana yang super ketat.
Dengan bahan dasar denim, potongan celana skinny ini memang ketat sekali membentuk postur tubuh terlihat lebih seksi dan kurus.
Kalian pasti memiliki balutan celana model skinny ya kan?
Namun, ada bahaya yang mengintai dari fashion items ini loh, yaitu sebagai berikut.
Menyebabkan kerusakan saraf
Dr. Suzanne Fuchs, seorang ahli bedah kaki dan pergelangan kaki, menyarankan untuk menghindari pemakaian potongan celana skinny jins.
Celana skinny jins mengurangi peredarah darah ke otot kaki, menyebabkan pembengkakan dan kerusakan pada saraf kaki dan betis.
Tak heran jika kamu menggunakan skinny jins akan sering merasakan mati rasa atau kesemutan.
(BACA : Ingin Jadi Reporter Sekaligus Punya Portal Berita? Google Bulletin Jawabannya )
Perut mulas
Menggunakan pakaian terlalu ketat dapat mempersulit tubuh kita mencerna makanan, hal ini dapat membuat perutmu mulas.
Pakaian ketat terutama pada sekitar pinggang dapat menyebabkan tekanan pada organ dalam tubuh menjadi tidak normal.
Membahayakan otot
Jika kamu melakukan aktivitas yang cukup lama, pilihlah potongan celana yang cukup longgar.
Skinny jins bisa membatasi otot yang benar-benar menyebabkan kerusakan serius.
"Celana skinny jins yang terlalu ketat bisa menyebabkan gangguan sirkulasi darah yang optimal, kata Dr. Maham Majeed, dokt7er umum dan konsultasi di YourDoctors.Online.
Kesehatan reproduksi
(BACA : Jika Pasanganmu Lakukan 5 Hal Ini, Maka Ia Layak Kamu Pertahankan )
Kerusakan otot dan saraf yang diakibatkan oleh pemakaian skinny jins dapat mempengaruhi jumlah sperma pada pria dan menyebabkan infeksi saluran kemih. (*)