Find Us On Social Media :

Sebelum Meninggal, Saudara Tiri Kim Jong-un, Diduga Bertemu Dengan Mata-mata CIA

By Nindya Galuh Aprillia, Selasa, 30 Januari 2018 | 21:11 WIB

Kim Jong Nam diduga bertemu dengan CIA sebelum hari kematiannya

Laporan Wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati

Grid.ID –  Kematian saudara tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong Nam, masih menyisakan banyak pertanyaan.

Kakak tiri Kim Jong Un tersebut meninggal di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia, pada 13 Februari 2017.

Berdasarkan rekaman kamera CCTV, terlihat Jong Nam sebelumnya dicegat dua perempuan.

Berbagai media lalu berspekulasi, Jong Nam dibunuh atas perintah Jong Un.

( BACA JUGA:Sedang Ramai Gaya Rambut ala Pasha Ungu, Begini Jadinya Bila Ditiru Donald Trump dan Kim Jong Un )

Keterlibatan perempuan Indonesia asal Serang, Siti Aisyah, pun masih menjadi teka-teki.

Namun sebuah fakta persidangan kasus dugaan pembunuhan Kim Jong Nam mengejutkan publik.

Dilansir Grid.ID dari The Star, Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara, bertemu dengan seorang mata-mata Amerika di Langkawi, Malaysia beberapa hari sebelum kematiannya.

Fakta tersebut disampaikan di Pengadilan Tinggi.

( BACA JUGA: Lebih Dikenal Sebagai Diktator Asal Korea Utara, Kamu Akan Terkejut Saat Menengok Masa Lalu Kim Jong Un )

Pertemuan tersebut berlangsung selama dua jam di sebuah apartemen di pulau tersebut pada 9 Februari 2017.

Hal ini disampaikan oleh pengacara Gooi Soon Seng saat melakukan pemeriksaan silang terhadap petugas investigasi Asst Supt Wan Azirul Nizam Che Wan Aziz.

Pernyataan ini disampaikan dalam persidangan hari Senin (29/1/2018).

Saksi sepakat bahwa ada pertemuan dengan seorang pria namun polisi tidak dapat mengkonfirmasi identitasnya.

( BACA JUGA: Menjelang Valentine, 2 Truk Trailer Berisi Coklat Senilai Rp 6,6 Milyar Malah Dicuri  )

Kim Jong Nam menggunkan nama samaran Kim Chol setiap ia melakukan perjalanan.

Pria yang tak diketahui identitasnya itu diduga masuk wilayah Malaysia pada 6 Februari 2017.

Pada hari yang sama, Kim Chol tiba di negara tersebut dan polisi mengetahui tentang kehadiran orang Amerika.

Saksi, yang merupakan petugas polisi, tersebut berkata, "saya tidak setuju."

( BACA JUGA: Lidahnya Membeku di Lubang Penutup Got, Seekor Anjing Berhasil Diselamatkan )

ASP Wan Azirul menjelaskan bahwa dia telah memerintahkan bawahannya untuk pergi ke Langkawi guna menyelidiki pertemuan tersebut.

Namun mereka tidak dapat memastikan diskusi yang terjadi antara pria yang diduga berasal dari Amerika itu dengan Kim Chol.

Saksi setuju dengan pertanyaan pengacara Gooi bahwa penyelidikan polisi di Langkawi adalah untuk mengetahui motif pembunuhan Kim Chol.

Namun, saksi tidak setuju dengan pernyataan bahwa dia menyembunyikan informasi tentang pertemuan antara Kim Chol dengan pria misterius tersebut dari pengadilan.

( BACA JUGA: Widiiih, Desain Dapur Jennifer Lopez Modern dan Elegan Abis, Bisa nih Dijadikan Referensi )

Saksi menjelaskan bahwa dia memerlukan lebih banyak waktu untuk meninjau kembali dokumen penyelidikannya.

Kim Chol, yang kembali ke Kuala Lumpur dari Langkawi pada 12 Februari 2017, dibunuh keesokan harinya.

Ia dibunuh dengan menggunakan racun saraf VX di ruang keberangkatan KL International Airport 2.

ASP Wan Azirul bersaksi dalam persidangan Siti Aisyah, dari Indonesia dan Doan Thi Huong, dari Vietnam.

( BACA JUGA: Pakar Gizi: Cemilan Seperti Ini Yang Cocok Untuk Program Diet! )

Siti dan Doan dituduh melakukan pembunuhan secara bersama-sama dengan empat orang laki-laki. (*)