Grid.ID - Wacana pemindahan ibu kota Indonesia dari DKI Jakarta ke Kalimantan akhirnya menemukan jawabannya.
Tepat pada Senin (23/8/2019) siang tadi, Presiden Jokowi akhirnya mengumumkan lokasi ibu kota baru Indonesia.
Pengumuman ibu kota baru Indonesia ini diumumkan melalui konfrensi pers di Istana Negara.
Dalam penyampainnaya, Presiden Jokowi secara resmi menyebutkan bahwa ibu kota baru Indonesia akan dipindah ke Kalimantan Timur.
Baca Juga: Jokowi Umumkan Perpindahan Ibu Kota Baru, Begini Prediksi BMKG
Letak ibu kota baru Indonesia ini tepat berada di tengah-tengah beberapa kabupaten yang ada di Provinsi Kalimantan Timur, yakni Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara.
"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimatan Timur," kata Jokowi sebagaimana Grid.ID kutip dari live streaming Kompas TV.
Wacana pemindahan ibu kota Indonesia telah dibicarakan sejak lama, bahkan sejak kepemimpinan Presiden Soekarno.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Presiden Jokowi sebelum mengumumkan lokasi ibu kota Indonesia yang baru.
"Rencana untuk pindah ibu kota itu sudah digagas sejak lama, bahkan sejak era Presiden Pertama RI, Ir Soekarno. Dan sebagai bangsa besar yang sudah 74 tahun merdeka, Indonesia belum pernah menentukan dan merancang sendiri ibu kotanya,'' ungkap Jokowi seperti yang Grid.ID kutip dari live streaming Kompas TV.
Dalam sejarahnya, selain Jakarta dan Kalimantan Timur yang akan menjadi ibu kota Indonesia baru, ada beberapa kota di Indonesia yang pernah ditetapkan menjadi ibu kota negara Indonesia.
Baca Juga: Sempat Sindir Jokowi Soal Pemindahan Ibu Kota, Ternyata Sherly Annavita Bukan Orang Biasa
Secara Institusional kita tahu bahwa Jakarta ditetapkan sebagai ibu kota Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 10 tahun 1964.
Jakarta telah menjadi pusat pemerintahan sejak masih bernama Batavia pada masa Hindia Belanda.
Pada zaman Indonesia baru saja merdeka, ibu kota Indonesia sempat berpindah beberapa kali.
Bukan tanpa alasan, ibu kota negara berpindah-pindah tempat kala itu. Ibu kota Indonesia berpindah-pindah ke kota untuk menghindari para penjajah.
1. Yogyakarta
Melansir dari laman Bobo.id, beberapa bulan setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada 4 Januari 1946 ibu kota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.
Hal ini terjadi lantaran agresi militer dari Belanda yang belum rela melepaskan Indonesia.
Mengutip Kompas.com, saat itu Pemerintah Republik Indonesia termasuk di dalamnya Bung Karno, Bung Hatta beserta seluruh kabinet pun mengungsi ke Yogyakarta.
Yogyakarta dipilih menjadi ibu kota Indonesia lantaran keamanan wilayahnya yang relatif stabil dibandingkan wilayah lain.
Kota ini dikelilingi oleh Gunung Merapi di sebelah utara dan Samudera Hindia di selatan. Kedua benteng alam ini membuat Yogyakarta sulit untuk dimasuki oleh penjajah.
2. Bukittinggi, Sumatera Barat
Mengutip dari wikipedia, Kota Bukittinggi di Provinsi Sumatera Barat juga menjadi lokasi ibu kota Indonesia pada 19 Desember 1948 karena adanya Agresi Militer Belanda II.
Agresi tersebut menyebabkan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditangkap dan diasingkan di Pulau Bangka.
Kala itu, Bukittinggi ditetapkan sebagai pemerintahan darurat yang dikenal dengan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) oleh Sjafruddin Prawiranegara.
3. Bireuen, Aceh
Kembali mengutip dari Bobo.id pada tahun 1948, Kota Bireuen, Aceh pernah menjadi ibu kota Indonesia.
Baca Juga: Buka Bersama Pimpinan Negara di Istana Kepresidenan, Jokowi Tegaskan Tetap Akan Pindah Ibu Kota
Kota ini dianggap cukup aman karena dikelilingi perbukitan yang dapat melindungi pusat pemerintahan dari serangan musuh. Ibu kota di Bieruen hanya seminggu saja.
Selama pusat pemerintahan di Bereuen, Presiden Sukarno tinggal di kediaman Kolonel Hussein Joesoef dan mengerjakan tugasnya di sana sebagai pemimpin Indonesia. (*)