Ini berarti, tokoh yang ajek memakai kostum serba hitam lebih dulu hadir ketimbang BPP.
Akan tetapi berdasarkan versi filmnya, sejumlah pihak menuduh karya ini 'terlalu hitam' dan 'terlalu militan'.
Dikutip wartawan Grid.ID dari Newshub, ada berbagai sentimen serupa, bahkan dengan hinaan yang jauh lebih parah seperti menyertakan kata 'Nig**'.
(Baca juga: Ini Loh Koleksi Produk Makeup Korea Versi Superhero Marvel, Bikin Gemes!)
Black Panther dalam MCU adalah film pertama dengan tokoh utama orang Kulit Hitam, banyak pemeran Kulit Hitam, dan sutradara Kulit Hitam.
Bagi pihak yang mengembar-gemborkan kesetaraan, tentu ini adalah sebuah kemajuan.
Namun tanggapan negatif akan keluar dari kepala rasis, sama seperti saat kacamata misoginis mereka dipakai untuk melihat lakon utama Wonder Women yang merupakan perempuan dan disutradari oleh perempuan.
(Baca juga: 6 Foto Superhero Marvel Sebelum Mereka Jadi Superhero)
Terlepas dari kontroversi, pada kenyataanya Black Panther yang berkawan dengan Captain Amerika dkk, merupakan sesosok karakter dari Afrika, bukan barasal dari AS seperti yang dituduhkan bahwa ini adalah manifestasi lain dari orang Kulit Hitam maupun Black Panther Party.
Dikutip wartawan Grid.ID dari The Mary Sue, perancang kostum, Ruth Carter, mengaku mendapat inspirasi dari sejumlah klan seperti Maasai dan Suri.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa film yang berdurasi 134 menit mengusung black culture internasonal, bukan terbatas pada lingkup AS yang memandang penuh curiga kepada orang Kulit Hitam.
Singkatnya, mengasosiasikan film Black Panther sebagai manifestasi kelompok tertentu merupakan cerminan bagaimana cara berpikir kolot terus berusaha mempertahankan kecurigaan bahwa bertubuh hitam selalu otomatis merupakan orang yang kasar, agresif, dan barbar.(*)