Find Us On Social Media :

Kisah Kelam di Balik Poster Film Black Panther, Benarkah Terinspirasi Organisasi Terlarang di AS?

By Ahmad Rifai, Rabu, 31 Januari 2018 | 21:10 WIB

Kisah kelam di balik poster film Black Panther | Digital Spy, JSTOR Daily, Breitbart, BASICS Community News Service, & CBS News

Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai

Grid.ID - Black Panther merupakan film superhero pertama yang tayang di tahun 2018.

Premiere yang dihelat di Los Angeles pada 29 Januari 2018 menyuguhkan akting Chadwick Boseman sebagai T'Challa.

Kisah dalam film ke-18 Marvel Cinematic Universe (MCU) menyoroti kepulangan Black Panther ke sebuah negara Afrika fiktif bernama Wakanda untuk mengklaim takhta setelah kematian ayahnya.

Konflik segera muncul usai kedaulatannya ditantang oleh seorang musuh lama.

(Baca juga: Hadiri Gala Premiere Film Black Panther, Cinta Laura Kenakan Busana Glamor Bernuansa Colorful Seperti Ini)

Film garapan Marvel Studios dan didistribusikan Walt Disney Studios Motion Pictures akan mulai tayang di Amerika Serikat (AS) pada 16 Februari 2018.

Ramai diperbincangkan penggila MCU, ternyata poster Black Panther menyisakan sejumlah tanda tanya.

Sebuah akun Twitter @AdviseShowMedia menyebut poster yang satu ini nampak seperti memberi penghormatan kepada Huey P. Newton.

Sosok yang dimaksud adalah tokoh nyata dalam sejarah perjuangan Kulit Hitam di AS.

Cara Black Panther duduk dan meletakkan kedua tangan di lengan kursi disebut menyerupai gambar pria yang mencengkram 2 senjata.

(Baca juga: Pose di Red Carpet Film Black Panther, Cinta Laura Bikin Salah Fokus Netizen: Kirain Jennifer Lawrence!)

Huey Newton merupakan pimpinan Black Panther Party (BPP), sebuah organisasi sosialis dan nasionalis kulit hitam revolusioner.

Beragam program sosial dilembagakan, seperti Free Breakfast for Children Programs dan klinik kesehatan masyarakat.

Organisasi yang dibentuk pada 15 Oktober 1966 merupakan kepanjangan tangan penjaga bersenjata untuk memantau perilaku para perwira polisi dan menentang keberutalan mereka di Oakland, California.

Menjadi rahasia umum bila nyawa orang Kulit Hitam tidak terlalu penting dibanding dengan orang Kulit Putih.

Polisi memandangi mereka dengan penuh rasa curiga dan sejuta prasangka buruk.

(Baca juga:  Tumbuh di Daerah Perang, Inilah Sosok Patrisse Cullors yang Menulis Buku 'When They Call You a Terrorist: A Black Lives Matter Memoir')

Pelabelan seperti sampah masyarakat, ras kelas dua, pengedar narkoba, serta beragam kebencian bahkan kejijikan, diasosiasikan kepada orang Kulit Hitam.

Sesat pikir semacam itu membuat BPP membentuk apa yang kemudian dinamakan 10 program pokok Black Panther.

Keseluruhan isi bernapas kesetaraan di antara orang Kulit Putih dan Kulit Hitam baik di ranah sosial maupun politik.

Meski punya cita-cita luhur, Black Panther Party akhirnya membubarkan diri di tahun 1982

(Baca juga: Ilustrator Marvel Comics Ciptakan Superhero Syahrini, Seperti Itu Jadinya!)

Jika merujuk jagoan fiksi yang muncul di Marvel Comics, Black Panther hadir pertama kali di Fantastic Four edisi ke-52 tepatnya pada Juli 1966.

Ini berarti, tokoh yang ajek memakai kostum serba hitam lebih dulu hadir ketimbang BPP.

Akan tetapi berdasarkan versi filmnya, sejumlah pihak menuduh karya ini 'terlalu hitam' dan 'terlalu militan'.

Dikutip wartawan Grid.ID dari Newshub, ada berbagai sentimen serupa, bahkan dengan hinaan yang jauh lebih parah seperti menyertakan kata 'Nig**'.

(Baca juga: Ini Loh Koleksi Produk Makeup Korea Versi Superhero Marvel, Bikin Gemes!)

Black Panther dalam MCU adalah film pertama dengan tokoh utama orang Kulit Hitam, banyak pemeran Kulit Hitam, dan sutradara Kulit Hitam.

Bagi pihak yang mengembar-gemborkan kesetaraan, tentu ini adalah sebuah kemajuan.

Namun tanggapan negatif akan keluar dari kepala rasis, sama seperti saat kacamata misoginis mereka dipakai untuk melihat lakon utama Wonder Women yang merupakan perempuan dan disutradari oleh perempuan.

(Baca juga: 6 Foto Superhero Marvel Sebelum Mereka Jadi Superhero)

Terlepas dari kontroversi, pada kenyataanya Black Panther yang berkawan dengan Captain Amerika dkk, merupakan sesosok karakter dari Afrika, bukan barasal dari AS seperti yang dituduhkan bahwa ini adalah manifestasi lain dari orang Kulit Hitam maupun Black Panther Party.

Dikutip wartawan Grid.ID dari The Mary Sue, perancang kostum, Ruth Carter, mengaku mendapat inspirasi dari sejumlah klan seperti Maasai dan Suri.

Kenyataan ini menunjukkan bahwa film yang berdurasi 134 menit mengusung black culture internasonal, bukan terbatas pada lingkup AS yang memandang penuh curiga kepada orang Kulit Hitam.

Singkatnya, mengasosiasikan film Black Panther sebagai manifestasi kelompok tertentu merupakan cerminan bagaimana cara berpikir kolot terus berusaha mempertahankan kecurigaan bahwa bertubuh hitam selalu otomatis merupakan orang yang kasar, agresif, dan barbar.(*)