Al Ghazali yang saat itu masih sangat belia, terlihata menatap dalam-dalam wajah ibundanya yang telah lama menyimpan lara.
Suara Maia yang awalnya terdengar normal, lama-kelamaan ikut bergetar menahan tangis dari kedua matanya.
Tak mau menunjukkan tangis kepada Maia, Al meniup kedua korek api yang dibawa bundanya itu.
Maia langsung memeluk sang Anak, menciumi pipinya berkali-kali, tak mau melepaskan putra pertamanya tersebut.
Al pun juga demikian, tangan kecilnya berusaha memeluk erat bahu sang Bunda yang lama tak bisa bersua.
'I love you' berulang-ulang diucapkan Maia kepada anak sulungnya tersebut.
Maia mendoakan Al di sela-sela tangisnya, doa yang begitu tulus mengalir dari bibir seorang ibu.
Al yang terlampau rindu dengan ibunya itu hanya bisa diam sambil menangis.
Saat itu tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir Al.