(BACA : Pengecut dan Tak Bermoral, Teroris Sembunyikan Bom di Bawah Tubuh Bayi)
Tapi bukan itu saja penderitaan Sheridan, ia menjadi malu kepada anak-anaknya lantaran keadaan dirinya.
"Saya merasa malu dan terbiasa menyembunyikannya. Saya bisa berbicara dan tersenyum tanpa menunjukkan gigi," kata Sheridan.
Sheridan mengaku tidak tahu kecintaannya pada minuman bersoda yang menyebabkan giginya membusuk, bahkan sampai ia kecanduan.
"Butuh waktu beberapa tahun sebelum saya sadar saya kecanduan. Pagi-pagi sekali aku langsung pergi ke lemari es dan minum," katanya.
Untung bagi Sheridan bertemu dengan seorang dokter gigi bernama Dr. David Murnaghan.
(BACA : Menderita Gangguan Mental, Seorang Pria Berusaha Membunuh Empat Anak Muda dan Dua Orang Balita)
Mereka berdua bertemu saat melihat pertandingan polo air.
"Dia tidak bisa mengunyah makanannya dengan benar, dia tidak bisa menggigit sandwich seperti kebanyakan orang, dan dia kesakitan setiap hari," ujar dokter itu.
Melalui dokter tersebut, Sheridan mendapatkan implan gigi palsu.
"Saya dua jam di kursi dengan anestesi lokal. Itu tidak nyaman tapi tidak terlalu menyakitkan. Saya telah mengalami penderitaan selama sepuluh tahun, jadi ini bukan apa-apa, "kata Sheridan pasca operasi.
Pada bulan April 2018 Sheridan akan kembali ke klinik tempat praktek Dr. David Murnaghan untuk mendapatkan 12 implan gigi palsu yang dimasukkan ke dalam tulang rahangnya.