Laporan Reporter Grid.ID, Afif Khoirul Muttaqin
Grid.ID - Bibir biru, kulit yang menghitam, darah mengucur dari hidung dan mulut.
Batuk sangat kencang sehingga otot mereka robek.
Sakit kepala melumpuhkan dan nyeri tubuh yang terasa menyiksa.
Inilah gejala penyakit yang pertama kali tercatat di Haskell County, Kansas, seratus tahun yang lalu, pada bulan Januari 1918.
(BACA: Diduga Wabah Penyakit Baru, Seorang Gadis Meninggal Karena Mengalami Demam dan Pendarahan di Mata)
Dari Kansas, penyakit ini menyebar dengan cepat, tidak hanya di seluruh Amerika Serikat tapi di seluruh dunia.
Akhirnya tragedi mengerikan ini dikenal sebagai Pandemi Flu.
Dan sementara pengaruhnya terhadap tubuh itu mengerikan, tingkat kematiannya benar-benar mengerikan.
Dilansir Grid.ID melalui Situs History.com selama pandemi berlangsung 2 tahun menjadi wabah mengerikan di AS.
(BACA: Orang Tua Harus Tahu, Begini Cara Penularan Wabah Difteri Pada Si Kecil)
50-100 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat peristiwa ini.
Pada saat itu orang-orang menyebutnya sebagai kematian Hitam Abad pertengahan.
Beberapa foto yang beredar menunjukan arsip perpustakaan Oakland di California.
Menunjukkan beberapa perawat palang merah Amerika Serikat menyiapkan pembalut bedah untuk para pasien pada musim dingin 1918-1919.
Virus mematikan ini pertama kali muncul di Oakland pada awal Oktober, dan dalam kurun waktu dua minggu setelah kedatangannya, ribuan orang sakit.
Rumah sakit kota dengan cepat kewalahan, sehingga walikota memerintahkan auditorium sipil yang baru dibuka dan sekarang menjadi Kaiser Convention Center.
(BACA: Virus Difteri Sedang Mewabah di Indonesia, Begini Cara Mengenali dan Mencegahnya)
Rumah sakit ini dengan cepat dipenuhi oleh orang-orang Oakland yang sakit parah.
Hingga Akhirnya di Oakland, tindakan cepat oleh pemerintah kota untuk menutup sekolah dan gereja dan menerapkan tindakan kebersihan masyarakat.
Wabah flu lokal dapat terkendali pada bulan Februari 1919.
Namun demikian, 1.300 warga meninggal, dari 675.000 kematian Amerika secara keseluruhan, lebih dari itu masyarakat terbunuh selama seluruh Perang Saudara.
Pandemi, dikombinasikan dengan kematian selama Perang Dunia Pertama, menyebabkan harapan hidup Amerika Serikat turun sebanyak 12 tahun. (*)