Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Rabu (31/1/2018) malam, fenomena alam Super Moon akhirnya kembali terjadi.
Sepanjang sejarah, gerhana berkait kelindan dengan bermacam mitos serta beragam tragedi umat manusia.
Gerhana bulan kali ini sungguh begitu langka sebab terakhir terjadi 150 tahun lalu.
Fenomena yang baru saja terjadi semalam mengkombinasikan antara 3 adegan, yakni supermoon, blue moon, serta gerhana bulan total.
(Baca juga: Fenomena Langka Gerhana Bulan, Inilah Rekaman Foto Super Moon di Berbagai Negara)
Berdasarkan keterangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), gerhana kali ini serempak terjadi saat bulan berada dalam konfigurasi supermoon dan blue moon.
Supermoon sendiri terjadi ketika purnama, bulan berada dalam jarak terdekat dengan bumi.
Ini membuat ukuran satelit alam milik bumi terlihat 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang daripada biasanya.
Sedang blue moon merupakan bulan purnama yang terjadi 2 kali dalam 1 bulan.
(Baca juga: Kawasan Puncak Diserbu Makhluk Bersayap Ini Bertepatan dengan Munculnya Gerhana Bulan)
Di Indonesia, fenomena semalam bisa disaksikan mulai pukul 17.49 WIB dan masuk gerhana total pada 19.51 WIB.
Adegan langka ini tentunya menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh banyak masyarakat.
Tidak disangka, gerhana bulan semalam menyisakan sekelumit tanda tanya bagi orang Indonesia.
Setidaknya berdasarkan pantauan Grid.ID, telah terjadi 2 adegan ganjil yang menggemparkan.
(Baca juga: Terkait Gerhana Bulan, Mbah Mijan Ramalkan Gejolak Alam yang Akan Terjadi)
Pertama, warga Puncak, Bogor, dibuat merinding dengan kemunculan makhluk bersayap.
Kepakan sejumlah sayap nampak beterbangan di setiap sudut.
Dikutip wartawan Grid.ID dari Tribun Bogor, gerombolan makhluk ini berada di jalan, di depan villa, rumah makan, serta bermacam tempat lainnya.
Jalan Raya Puncak dari kawasan Gadog, Cipayung, hingga Cisarua, dipenuhi makhluk ini.
Keberadaannya dalam jumlah besar cukup mengganggu pengendara motor, apalagi bila tidak memakai atau menutup kaca helm.
(Baca juga: Pernah Terjadi Dijaman Rasul, Begini Isi Khutbah Rasulullah Saat Gerhana Bulan)
Adegan kedua, yang terjadi di Gunungkidul, Yogyakarta, tidak kalah mengejutkan.
Bertepatan saat terjadi gerhana bulan, masyarakat secara mengagetkan memukul-mukul kentongan.
Momen paling bikin heran, wanita hamil mendadak disembunyikan ke bawah tempat tidur.
(Baca juga: Dibalik Gerhana Bulan, Ternyata Banyak Mitos Mengerikan, Mulai dari Mendatangkan Musibah hingga Mitor Wanita Hamil)
Terkait kejadian di Puncak, Bogor, menyisakan kekhawatiran tersendiri.
Sejumlah makhluk kecil bersayap ditakutkan dapat mengganggu mata atau mulut pengendara motor yang tengah melaju.
Gerombolan tersebut beterbangan secara berhamburan untuk mencari asal cahaya lampu.
Seorang warga Megamendung, Supardi, menerangkan kepada Tribun Bogor bahwa makhluk tersebut bernama siraru.
(Baca juga: 3 Mitos Gerhana Bulan di Dunia, Konflik, Makanan dan Cinta)
"Ini namanya siraru, biasanya sih muncul pas mau musim hujan," ungkpanya pada rabu (31/1/2018).
Kemunculan makhluk yang juga punya nama lain laron begitu membuat heran.
Pasalnya, di malam sebelumnya gerombolan serangga bersayap ini tidak ada.
"Baru malam in, baru tadi maghrib, kalo kemarin mah gak ada," terangnya.
(Baca juga: Berjamaah atau Sendirian, Belum Terlambat Inilah Niat dan Tata Cara Salat Gerhana Bulan)
Menyangkut pukul kentongan dan wanita hamil yang disembunyikan saat terjadi gerhana di Gunungkidul, rupanya adegan tersebut adalah tradisi yang telah dilestarikan.
Selama ratusan tahun tradisi ini telah dilakukan dengan mitos yang mengikutinya.
Kisahnya dikenal masyarakat dengan nama Gugon Tuhon.
Seorang sesepuh Desa, Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul, berkesempatan berbagi cerita.
(Baca juga: Dibahas dalam Alkitab, Ternyata Gerhana Total Bulan Darah Malam Ini Pernah Terjadi 3000 Tahun Lalu)
Berdasarkan mitos, Tukijo menyebut saat terjadi fenomena gerhana, sebenarnya ada Buto atau raksasa yang telah memakan bulan atau matahari (dalam konteks gerhana matahari).
Adegan makan Buto inilah yang konon membuat bulan atau matahari hilang.
"Masyarakat di sini percaya tentang fenomena gerhana matahari dan bulan ialah adanya raksasa yang (sedang) memakan," ungkap Tukijo kepada Tribun Jogja pada hari rabu (31/1/2018).
Lanjutnya, kentongan dipukuli warga berkali-kali untuk menciptakan kegaduhan.
(Baca juga: Dibahas dalam Alkitab, Ternyata Gerhana Total Bulan Darah Malam Ini Pernah Terjadi 3.000 Tahun Lalu)
Bunyi ini dipercayai dapat mengusir raksasa yang menelan bulan atau matahari.
Ungkpanya, fenomena gerhana adalah momen yang paling ditakuti oleh masyarakat setempat.
Alasannya karena menimbulkan kegelapan.
Suasana gerhana juga dianggap mencekam karena dulu tidak ada listrik maupun lampu sebab masih menggunakan cahaya seadanya.
(Baca juga: Kena Virus Film Dilan, Himbauan BMKG Buat Warga yang Akan Saksikan Gerhana Bulan Ini Kocak Abis)
Ternyata, gerhana juga dianggap punya dampak buruk terhadap bayi dalam kandungan.
Maka dari itu, bagi wanita hamil wajib diungsikan masuk ke bawah tempat tidur agar tidak terjadi apa-apa pada calon bayi.
Namun menurut Tukijo, tradisi pukul kentongan sudah mulai berangsur-angsur pudar.
Itulah 2 adegan yang terjadi saat gerhana bulan super langka tersaji semalam (31/1/2018).(*)