Grid.ID - Tidak ada yang mengetahui kapan sebuah kecelakaan itu akan terjadi.
Siapa saja bisa mengalami kecelakaan di mana saja dan kapan saja.
Hal ini yang dialami oleh Desi, seorang karyawan di sebuah salon. Ia tak menyangka bahwa dirinya akan mengalami sebuah kecelakaan parah di tempat kerjanya sendiri.
Mengutip laman Bangkapos.com Desi Andika Susilawati (24) mengalami kecelakaan kerja di sebuah salon di Kota Pangkalpinang.
Desi yang merupakan warga Desa Sungaiselan, Kecamatan Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah mengalami perubahan dalam hidupnya akibat kecelakaan yang dialaminya.
Diceritakan pada 28 Juli 2019 lalu, Desi mengalami kecelakaan di mana ia tersengat listrik di salon tempatnya bekerja.
Desi menceritakan saat itu dirinya tengah membersihkan mesin cuci di lantai tiga gedung salon.
"Saya hanya ingat saat itu saya sedang duduk di rooftop untuk membersihkan mesin cuci sembari melihat air mengalir," cerita Desi seperti yang Grid.ID kutip dari Bangkapos.com.
Baca Juga: Miris! Gadis 9 Tahun Tewas Tersengat Listrik Saat Berenang
Ia tak tahu apa yang dialaminya, yang diingat Desi, saat dirinya terbangun ia sudah berada di rumah sakit.
"Kemudian ketika saya sadar ternyata saya sudah di rumah sakit," ungkap Desi.
Desi ditolong oleh seorang tukang pembersih aquarium yang kebetulan saat itu berada di lokasi kejadian.
"Saya ditolong oleh tukang aquarium yang saat itu ingin membantu saya membuang tikus di mesin cuci. Menurut teman saya ia menolong dengan cara menarik celana saya waktu itu," jelasnya.
Baca Juga: Tersengat Listrik 10 Ribu Volt, Bocah ini Selamat dari Maut
Akibat kejadian tersebut Desi mengalami luka bakar yang cukup serius di bagian kepalanya, bahkan bagian kepalanya sampai berlubang.
Disebutkan kini dirinya lebih banyak menghabiskan waktunya dengan berbaring di kasur. Rasa pusing dan nyeri di kepalanya membuatnya merasa tersiksa.
Karena kondisinya ini, Desi harus menjalani operasi cangkok di bagian kepalanya yang berlubang. Biaya yang dibutuhkan untuk melakukan untuk operasi ini pun tidak sedikit, karena nilainya mencapai Rp 50 juta.
Sedangkan keluarga Desi adalah keluarga sederhana. Ayah Desi, Muhammad Antony (54) bekerja sebagai nelayan dan pekerja serabutan. Ibunya, Yuliana (45) seorang ibu rumah tangga.
Kini desi harus menjalani rawat jalan dengan menumpang di rumah saudaranya di Pangkalpinang untuk menghemat biaya.
Untuk biaya rawat jalan, setiap harinya harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 350 ribu per hari.
Di antaranya membeli obat-obatan dan membayar jasa perawat untuk membersihkan lubang di kepalanya.
Yulinana mengatakan, saat ini belum ada uluran bantuan dari pemerintah. Namun besar harapan baginya agar pemerintah dapat membantu biaya operasi tersebut.
Baca Juga: Kakak Syahrini Meninggal Akibat Sengatan Listrik, Ketahui Pertolongan Pertama Bila Tersengat Listrik
"Harapannya semoga pemerintah bisa ikut membantu kami untuk membiayai operasi cangkok bagi putri kami," ungkap Yuliana.
Selain Desi, ada pula kisah Wahudin (47) Warga Desa Klikiran, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes yang tewas tersengat listrik
Mengutip TribunJateng.com, Wahudin tengah memperbaiki televisi di rumahnya pada Kamis, (13/6/2019).
Baca Juga: Dengarkan Musik Lewat Headphone yang Terhubung ke Ponsel, Seorang Gadis Muda Tewas Tersengat Listrik
Saat itu, salah seorang rekan korban mdatang ke rumahnya. Wahidin menceritakan pada temannya bahwa dirinya baru habis tersengat listrik namun tidak apa-apa. Hanya saja ujung jarinya ada bekas luka bakar.
Rekannya tersebut menyarankan agar Wahidin menghentikan pekerjaannya sebentar karena hari sudah gelap. Namun Wahidin tetap melanjutkan pekerjaanya.
"Saya kemudian pamit dan pergi meninggalkan rumah korban. Sekitar pukul 19.00 malam, korban tersengat aliran listrik lagi, sampai korban terpental dan jatuh di lantai rumah," kata Abdul Hadi seperti yang Grid.ID kutip dari Tribunnews.com.
Baca Juga: Dengarkan Musik Lewat Headphone yang Terhubung ke Ponsel, Seorang Gadis Muda Tewas Tersengat Listrik
Istri korban, Toripah yang mengetahui suaminya tersengat aliran listrik, segera meminta tolong kepada tetangga.
Korban saat itu masih dalam keadaan hidup dan oleh tetangganya, tubuh korban langsung dibawa ke Puskesmas Jatibarang. Hanya saja, nyawanya tak tertolong. (*)