FA mengatakan, dirinya mendapat keuntungan besar tanpa harus repot-repot mengantarkan penumpang dengan menggunakan aplikasi tersebut.
"Sebulan saya bisa dapat Rp 10 juta," ujar dia ketika ditemui di Mapolda Metro Jaya, Kamis (1/2/2018).
FA mengatakan, dengan menggunakan aplikasi tuyul itu, dalam sehari, ia dapat membuat lima hingga enam order fiktif dalam rentang waktu pukul 14.00 hingga pukul 16.00.
Artinya, hanya butuh waktu dua jam.
Hal itu bisa dilakukan karena para pengguna aplikasi tuyul biasanya memiliki lebih dari satu ponsel yang dapat dijalankan bersamaan.
Pemilihan waktu beraksi pun bukan tanpa alasan.
"Itu kan jam-jam banyak pelanggan, pas bonusnya gede. Pas cuaca buruk dan tarif mahal pun kami bisa tetap beraksi."
"Kami juga bikin order yang jaraknya jauh-jauh. Penentuan lokasi awal, kami pakai aplikasi fake GPS," kata dia.
Ia mengatakan, keuntungan itu jauh lebih besar dibandingkan dengan sebelum menggunakan aplikasi pembuat order fiktif tersebut.
"Dulu saya kan mitra taksi online, saya enggak punya mobil, lalu sewa sehari Rp 200.000. Belum lagi beli bensinnya. Buat narik 6 penumpang (6 perjalanan) butuh waktu seharian," kata dia.
Dengan menggunakan aplikasi tuyul, para sopir taksi online ini tak perlu repot-repot melayani pelanggan.
Mereka tinggal membuat order fiktif, lalu order tersebut diterima dirinya sendiri dengan akun lain dan secara otomatis kendaraan yang terlihat pada GPS di aplikasi bergerak seolah-olah tengah melayani penumpang.
Sherly Puspita
Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul Pakai "Tuyul", Sopir Taksi "Online" Tak Perlu Sediakan Kendaraan