Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Kabar guru tewas usai bertikai dengan muridnya segera berkumandang dan jadi perbincangan hangat para netizen.
Sebelumnya, terjadi tragedi berujung maut pada kamis (1/2/2018) malam di SMAN 1 Torjun, Sampang, Madura.
Tidak dapat diselamatkan, sang guru, Ahmad Budi Cahyono, akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Hingga berita ini diturunkan, kasus ini masih diselidiki pihak berwenang.
Bikin pilu, kepergian Budi ternyata menyisakan beberapa cerita pedih.
(Baca juga: Berikut 11 Fakta Tewasnya Honorer Idola Siswa SMAN 1 Torjun)
1. Istri Sempat Alami Kegugu
Teman sejawat Budi yang juga berprofesi sebagai guru mengaku sangat kehilangan.
"Pak Budi ini kreatif, jago main musik dan seni," ungkap seorang rekan almarhum.
Dirinya mengaku prihatin atas musibah malang yang menimpa Budi.
Ternyata saat masih hidup, rumah tangganya juga sempat dirundung duka.
Saat hamil pertama, sang istri mengalami keguguran.
"Tadi kami ngelayat, kasihan, istirnya hamil 4 bulan, Hamil pertama keguguran dan ini hamil kedua."
(Baca juga: Diledek Karena Istrinya Selingkuh, Seorang Petinju Dunia Siram Air ke Wajah Lawannya
2. Pembuluh Darah Pecah di Sekitar Kepala
Berdasarkan informasi yang didapatkan Surya, pembuluh darah guru honorer SMAN 1 Torjun, Sampang, pecah setelah dipukul sang murid.
Diperkirakan, pembuluh darah yang pecah berada di sekitar kepala.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur (Jatim), Saiful Rachman, tidak menyangka insiden ini berujung tragis.
Sebelumnya, "Korban mengalami pusing, kemudian jam 7 tadi malam (1/2/2018) dirujuk ke Surabaya hingga meninggal."
(Baca juga: Power Bank Meledak dan Terbakar di Kabin Pesawat, Penumpang Berhamburan ke Pintu Darurat)
3. Gaji Bulanan yang Minim
Tewas akibat bertikai dengan murid sendiri, ternyata Budi berpenghasilan tidak seberapa.
Berstatus guru tidak tetap (honorer), sang guru yang dikenal multitalenta menerima gaji di bawah Upah Minimum Kabupaten (UMK) Sampang.
Rekan almarhum menyebut Budi hanya menerima gaji sekitar Rp. 500 ribu hingga Rp. 600 ribu.
(Baca juga: Demi Pecahkan Rumus Togel, Pria Ini Habiskan 10 Tahun Tinggal di Kolong Jembatan)
Akrab di telinga sebagai lembaga mencerdaskan anak bangsa, sekolah justru jadi ajang pertunjukkan kekerasan.
Yang umum terjadi, guru menyiksa peserta didik atau lahir pertikaian di antara para murid.
Kasus tewasnya Budi seorang guru di Sampang menambah rentetan tragedi pedih di sekolah.
Semoga kejadian yang patut disayangkan ini tidak akan terjadi di hari-hari yang akan datang.(*)