Grid.ID - Lagi, kecelakaan kembali terjadi di ruas jalan Tol Cipularang.
Melibatkan 21 kendaraan, kecelakaan beruntun yang terjadi di ruas Tol Cipularang Km 91 arah Jakarta pada Senin (2/9/2019) ini merenggut 9 korban jiwa.
Mengutip pernyataan Dirgakkum Korlantas Mabes Polri Brigjen Pol Pujiyono Dulrachman di Kompas TV, kecelakaan beruntun di Tol Cipularang ini berawal dari sebuah dump truck yang mengalami kecelakaan tunggal.
Saat truk tersebut terguling menutupi jalan, 5 mobil sempat mengerem dan mengantri guna menunggu truk tersebut dievakuasi.
Namun saat 5 mobil tersebut mengantri, datang dump truk pembawa tanah yang melaju kencang dari arah belakang.
"Berikutnya ada truk lagi dari belakang yang muat tanah itu, hilang kendali".
"Remnya blong, sehingga menabrak kendaraan yang mengantri di depannya".
"Dan disusul, dibelakang truk yang kedua, ada 15 kendaraan tabrakan beruntun," jelas Pujiyono.
Kecelakaan yang merenggut 9 korban jiwa ini seakan menambah catatan kelam jalan Tol Cipularang.
Ya, bukan kali ini saja kecelakaan terjadi di ruas Km 90 hingga Km 100 Tol Cipularang.
Mengutip Tribunnews, setidaknya sudah ada lima kasus kecelakaan yang terjadi di Tol Cipularang sepanjang Januari-September 2019.
Sehingga wajar, apabila warga setempat mempercayai jika tingginya angka kecelakaan tersebut diakibatkan karena alasan mistis, yakni berada di sekitar Gunung Hejo yang dikenal angker.
Apalagi, ada legenda setempat yang mengatakan jika di Gunung Hejo ada tempat petilasan atau bertapa Prabu Siliwingi, seorang raja di masa kejayaan Kerajaan Pajajaran.
Mengutip Kompas.com, petilasan itu berlokasi di Km 96,2 Tol Cipularang, tepatnya di sisi kiri arah tol menuju Jakarta.
Petilasan itu disebut-sebut selalu ramai dikunjungi peziarah yang datang dari berbagai daerah, mulai dari Jakarta, Bandung, Kerawang, hingga Jawa Tengah.
Ditambah lagi, ada mitos yang menyebut jika rute Tol Cipularang dibuat melingkar karena dulu, pihak kontraktor berusaha menembus Gunung Hejo dengan alat berat namun gagal.
Namun mitos hanyalah sekedar mitos belaka, karena tingginya angka kecelakaan di ruas Km 90 hingga Km 100 Tol Cipularang juga bisa dijelaskan secara ilmiah.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, tingginya angka kecelakaan bisa jadi disebabkan oleh aspek geometrik jalan tersebut.
“Kalau saya lihat dari sisi geometrik jalan itu memang jalan kan agak tikungan dan kemudian turunan".
"Jadi kalau dari Bandung pasti kecenderungannya adalah kecepatan tinggi," ungkap Budi, dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Meski begitu, Budi belum bisa berkomentar mengenai penyebab pasti kecelakaan beruntun yang terjadi pada Senin (2/9/2019) siang.
Untuk itu, pihak Kemenhub menerjunkan tim ke lokasi untuk mencari tahu penyebab pasti dari kecelakaan maut tersebut.
“Kami juga ingin tahu sebenarnya faktor penyebabnya apa, karena ada kebakaran juga kalau enggak salah ya melibatkan beberapa kendaraan".
"Jadi ini termasuk kecelakaan yang menonjol," tutupnya. (*)