Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Tingkat bunuh diri pada anak perempuan telah mencapai rekor.
Angka Statistik Nasional menunjukkan bahwa bunuh diri pada wanita meningkat hingga 83 persen dalam enam tahun.
Tingkat bunuh diri ini meningkat pada anak usia 10 hingga 24 tahun.
Baca Juga: Waspada! Ini yang Akan Terjadi Pada Tubuhmu Jika Konsumsi Mi Instan Campur Nasi
Melansir dari The Sun pada Selasa (3/9/2019), angka-angka ini menunjukkan bahwa tahun 2018, anak laki-laki dalam rentan usia yang sama juga mengalami kenaikan sebanyak 25 persen.
Peristiwa kehidupan, seperti kematian keluarga, perceraian, pelecehan, serta perundungan dapat membuat orang merasa rentan terpicu masalah kesehatan mental.
Setelah beberapa tahun mengalami penurunan angka bunuh diri, kini di Inggris angka bunuh diri kembali meningkat hingga mencapai puncaknya.
Skotlandia memiliki tingkat bunuh diri tertinggi per 100 ribu orang, kemudian diikuti oleh Wales dan Inggris.
Untuk penyebab kenaikan angka itu tidak diketahui secara pasti.
Tetapi perubahan yang dilakukan dengan cara koroner mencatat beberapa ciri-ciri orang beresiko bunuh diri.
Seseorang biasanya mulai mengalami perubahan rutinitas normal, kurang energi, dan terlihat lemah.
Tidak minat melakukan hal-hal yang biasa dilakukan, sulit mengatasi masalah hingga tidak ingin bicara dan tampil gelisah.
Mereka biasanya juga kehilangan selera berpenampilan, dan mudah tersinggung.
Nick Stripe Kepala Analisis Kesehatan dan Peristiwa Kehidupan di ONS juga terus memantau angka peningkatan ini.
"Kami akan terus memantau peningkatan ini dan membantu memberi tahu para pembuat keputusan untuk melindungi orang-orang yang rentan terhadap resiko ini," jelasnya.
"Meningkatnya kasus bunuh diri di kalangan muda sepertinya membutuhkan perhatian khusus dan harus terus dipastikan agar tidak membawa resiko bunuh diri yang lebih tinggi sepanjang tahun," tambahnya.
Badan amal kesehatan mental anak-anak dan remaja, YoungMinds mengatakan kasus ini diperlukan strategi pemerintah yang baru untuk peningkatan ini.
"Kami sangat membutuhkan strategi pemerintah yang baru untuk melihat faktor-faktor pemicu krisis kesehatan mental anak muda, agar dapat memastikan dan siapa yang menjumpainya dapat mengatasi serta memberi pertolongan awal," jelas Tom Madders direktur kampanye di badan amal.
“Kami melihat beberapa investasi sangat dibutuhkan dalam layanan kesehatan mental NHS, tetapi kami membutuhkan lebih banyak tindakan untuk memastikan anak muda bisa mendapatkan bantuan dini, jauh sebelum mereka mencapai titik krisis," tandasnya. (*)