Find Us On Social Media :

Tak Berperasaan, Anak Berkebutuhan Khusus Dibully Murid Sekolah Lainnya Hingga Berdarah Darah

By Nindya Galuh Aprillia, Sabtu, 3 Februari 2018 | 02:45 WIB

Ditemani ibunya, siswa berkebutuhan khusus ini menceritakan peristiwa bullying yang dialaminya

Laporan Wartawan Grid.ID, Seto Ajinugroho

Grid.ID - Anak berkebutuhan khusus atau disabilitas harusnya juga mendapat perlakuan yang layak dan wajar seperti manusia normal lainnya.

Mendapat pendidikan, kesehatan dan kesetaraan yang sama.

Dan juga bagi orang yang normal, harusnya melindungi serta mengayomi mereka penyandang disabilitas.

Dilansir reporter Grid.ID dari Mirror, Jumat (2/2/18), seorang ibu bernama Valerie Lozano asal San Antonio, Texas, AS, begitu marah akan kejadian yang menimpa putranya.

( BACA JUGA: Duh Bikin Meleleh, Ji Chang Wook Nongol Di Iklan Pyeongchang Winter Olympics 2018 Lengkap Dengan Seragam Tentara )

Putranya, Michael adalah seorang penyandang disabilitas.

Michael menderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) yang menyebabkan bocah itu menjadi anak yang sangat aktif.

Namun saat di sekolah ia malah diganggu oleh murid lainnya.

Michael diserang secara brutal oleh sekelompok murid.

( BACA JUGA: Kurang Waspada Dalam Bekerja, Pelayan Tewas Setelah Tubuhnya Terjepit di Lift )

Ia dikeroyok dan dipukuli beramai-ramai tanpa bisa melawan.

Dalam sebuah video memperlihatkan Michael tersungkur di tanah.

Darah Michael berceceran di mana-mana.

Ia ditinggalkan begitu saja oleh para pelaku pengeroyokkan dan pembullyan tersebut.

( BACA JUGA: Kecelakaan Mengerikan, Tubuh Seorang Pengendara Motor Terbelah menjadi Tiga Bagian Akibat Bertabrakan Dengan Mobil )

Michael kemudian ditolong oleh seorang petugas polisi sekolah yang lantas melarikan Michael ke rumah sakit.

Valerie Lozano menuduh sekolah anaknya tidak cukup untuk melindungi setiap muridnya dari pembullyan.

Bahkan Valerie menuding kasus bully ini dibiarkan saja dan tak dianggap oleh pihak sekolah.

Michael pun menceritakan bagaimana saat-saat pengeroyokkan itu berlangsung.

( BACA JUGA: Mac and Cheese Cupcakes Ini Cocok Banget Buat Jadi Camilan di Akhir Pekan )

"Saya merasa saya hanya ingin pingsan dan menangis."

"Saya takut, saya khawatir dengan nyawa saya," ujar Michael.

Kasus ini pun sudah dilaporkan Valerie ke lembaga anak setempat lantaran pihak sekolah dirasa tidak memberi solusi atas kejadian yang menimpa Michael.

Kejadian yang terjadi pada 25 Januari yang lalu ini mendapat perhatian serius dari Southwest Independent School District (SWISD), pihak yang mengawasi sekolah menengah pertama di sana.

( BACA JUGA: Berita Heboh! Eun Hyuk Bocorkan Rencana Album Baru Super Junior )

"Kami terus menyelidiki kejadian tersebut."

"Kami sangat memperhatikan keselamatan siswa dan memantau laporan intimidasi dan pelecehan segera setelah kami menerimanya," ujar seorang juru bicara SWISD.

(*)