Find Us On Social Media :

Setelah Dapatkan Keuntungan 2,5 Milyar dari Uang Virtual, Seorang Mahasiswa Depresi dan Ditemukan Tewas

By Linda Fitria, Sabtu, 3 Februari 2018 | 16:31 WIB

Tren mata uang virtual

Laporan Wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati

Grid.ID – Cryptocurrency atau mata uang virtual adalah sebuah penemuan di internet. 

Penemuan ini didasarkan dari pemikiran, untuk membuat sistem di mana uang tidak terikat oleh lokasi geografis, seperti internet.

Saat ini ada lebih dari 3000 mata uang virtual.

Demam mata uang virtual melanda dunia beberapa waktu belakangan.

Dengan nilai yang fantastis, mata uang virtual bahkan dianggap sebagai sarana investasi yang baru.

(BACA : Sering Konsumsi Ibuprofen? Waspada! Bisa Bikin Tubuhmu Jadi Begini loh)

Transaksi jual beli menggunakan uang virtual juga pernah tercatat.

Namun nilai tukar mata uang virtual cepat mengalami perubahan naik ataupun turun.

Akibatnya, banyak spekulan yang terlanjur berinvestasi dengan cara membeli mata uang virtual mengalami kerugian.

Hal ini bahkan menyebabkan seorang mahasiswa di Korea Selatan depresi akibat investasinya dalam mata uang virtual.

Dilansir Grid.ID dari The Star, seorang mahasiswa kehilangan banyak uang setelah berinvestasi dalam mata uang virtual, ditemukan tewas di kamarnya.

(BACA : Salut! Sembuhkan Depresi, Pemuda Ini Terus Buat Lukisan di Papan Tulis Restoran)

Ia ditemukan pada hari Rabu, (31/1/2018).

Mahasiswa tersebut tewas setelah dilaporkan menderita depresi.

Ibu korban menemukan anaknya meninggal di kamarnya pada pukul 7:50 pagi.

Hal ini disampaikan oleh kantor polisi Busan Jin, Korea Selatan.

Keluarga mahasiswa tersebut mengklaim bahwa korban semula mendapatkan keuntungan sebesar 200 juta won Korea (sekitar 2,5 milyar Rupiah) dari investasinya.

(BACA : Kebiasaan Tidur Ini Bisa Sebabkan Kecemasan, Bahkan Sampai Depresi, Memangnya Apa ya?)

Akibat adanya peraturan pemerintah Korea Selatan untuk mengekang pasar yang memanas, nilai mata uang virtual turun pada akhir Desember.

Hal ini menimbulkan pukulan terhadap investasi yang dilakukan mahasiswa tersebut.

Saat itu korban menunjukkan tanda-tanda depresi.

Dia dilaporkan mengandalkan obat tidur yang diresepkan untuk membantu meringankan gejalanya.

Polisi mengatakan bahwa mahasiswa tersebut berkuliah di salah satu perguruan tinggi terbaik.

(BACA : Waspada, 4 Tanda Ini Menandakan Kondisi Depresi Semakin Serius)

Pada semester pertama tahun lalu, dia mengambil cuti medis dari kampusnya.

Ia kembali ke kampung halamannya di Busan.

Di Busan, dia mulai bekerja sebagai pekerja sosial pada bulan Oktober.

Polisi berencana menyelidiki kasus ini lebih lanjut.(*)