Grid.ID - Kasus bunuh diri seorang mahasiswa S2 ITB menghebohkan publik hari ini.
Adalah Muhtar Amin (25), mahasiswa S2 jurusan Micro Elektronika di ITB (Institut Teknologi Bandung).
Muhtar, mahasiswa S2 ITB ini ditemukan tewas di kamar kosnya sendiri dengan kondisi tali yang mengikat di lehernya.
Ia nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di dalam kamar kosnya.
Baca Juga: Alami Depresi, Mahasiswa S2 ITB Ini Ditemukan Tewas Gantung Diri
Muhtar Amin adalah warga Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tenga.
Ia telah menempuh pendidikan Sarjana Teknik Elektro angkatan tahun 2014.
Merujuk artikel terbitan Kompas.com Muhtar tewas gantung diri di kamar indekosnya, yang terletak di Jalan Sadang Hegar, Kelurahan Sekeloa, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Selasa (3/9/2019) sekitar pukul 17.15 WIB.
Baca Juga: Sebelum Putuskan Bunuh Diri, Mahasiswa S2 ITB Tulis Pesan Terakhirnya di Laptop : Sorry Everyone...
Kejadian ini terungkap saat seorang saksi, yang merupakan temannya sendiri melihat ada tali tambang berwarna biru yang terlilit di kusen pintu.
Karena curiga, saksi sekaligus teman almarhum berusaha membuka pintu kamar kos Muhtar namun terhalang dengan tubuh korban.
Kapolsek Coblong AKP Auliya Djabar, mengungkapkan bahwa badan Mohtar membelakangi pintu.
"Terlihat korban sudah dalam keadaan tergantung membelakangi pintu," ungkap Auliya, dikutip dari Kompas.com.
Kejadian ini membuat geger warga di sekitar wilayah tersebut.
Ketua RT 4/5, Kelurahan Sekeloa, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Dadang Margana (47) mengaku tak menyangka.
Melansir laman TribunJakarta.com, Dadang menceritakan bahwa pagi hari sebelum kejadian ia masih bertemu dengan Muhtar Amin.
Dadang menceritakan, Selasa pagi, ia sempat melihat Muhtar Amin berjalan melintas di depan rumahnya.
Saat berjalan di depan rumahnya pun, Muhtar melemparkan senyum pada dirinya.
"Paling hanya senyum-senyum saja," kata Dadang seperti yang Grid.ID kutip dari TribunJakarta.com.
Posisi rumah Dadang pun persis berada di samping kanan kontrakan yang sempat dihuni Muhtar. Jadi ia kerap melihat Muhtar bepergian.
Saat kejadian, Dadang sedang berada di rumahnya mengetik surat domisili. Hingga pukul 17:30 WIB, Dadang mendengar adanya suara tangisan dan teriakan.
Ia pun lari ke depan rumah dan sudah banyak orang, bahkan ada yang menangis.
"Teman saya pak, teman saya pak," kata penghuni kontrakan kepada Dadang.
Rupanya, Dadang ikut saat mencoba dobrak pintu Muhtar Amin.
"Setelah saya lihat, Muhtar Amien sudah terlentang di lantai. Seperti tidak percaya, saya spontan mengatakan "Kamu" sembari melihat Muhtar," kata Dadang.
Mengetahui hal tersebut, Dadang selaku pengurus kewilayahan langsung menghubungi pihak kepolisian dan polisi tak lama kemudian datang bersama Inafis.
Setelah dilakukan olah TKP, jenazah kemudian dibawa ke RSHS Bandung dan beberapa penghuni diminta keterangan di kantor polisi. (*)