Tubuhnya terinfeksi limfoma sel-T atau jenis kanker langka yang terkait dengan virus EBV.
Ayahnya juga menceritakan, dokter menemukan beberapa organ vital putranya mengalami penurunan fungsi.
"Hati dan ginjalnya mengalami penurunan fungsi. Dokter juga menemukan air di paru-parunya, tetapi Benediktus tetap optimis bahwa ia dapat sembuh," jelas Ayahnya.
Awalnya, kondisi Benedict telah kembali stabil dan hasil tes meningkat.
Baca Juga: Terjadi Lagi, Istri Tega Bunuh Suami Pakai Jasa Eksekutor yang Cuma Dibayarnya Rp 50 Ribu
Namun tak lama kemudian penyakitnya kembali kambuh dengan cepat.
Benedict mengalami kejang dan pendarahan di otaknya, serta membutuhkan pembedahan.
Ayah Benedict memposting kondisi putranya di media sosial pada jumat 30 Agustus lalu.
Ia meminta bantuan donor darah karena persediaan yang menipis untuk operasi anaknya.
Namun sayang, nyawa mahasiswa yang seharusnya dapat lulus pada Mei 2020 itu tidak dapat tertolong meskipun telah dilakukan operasi. (*)