Find Us On Social Media :

Awalnya Hanya Didiagnosis Sakit Flu, Mahasiswa Ini Akhirnya Meninggal Dunia Setelah Kondisinya Semakin Memburuk

By Novia, Jumat, 6 September 2019 | 16:38 WIB

Benedict James Naden Lim dan keluarganya. (Benedict ketiga dari kiri, berada di samping kiri Ayahnya).

Laporan Wartwawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Benedict James Naden Lim merupakan mahasiswa manajemen di Singapura.

Ia juga bekerja sebagai instruktur renang yang diketahui memiliki kesehatan baik dan bugar.

Mahasiswa muda itu selalu berhati-hati dengan apa yang dia makan dan menjaga gaya hidup sehat.

Namun sayang, pria berusia 23 tahun itu harus mengalami kondisi yang tidak diinginkan.

Baca Juga: Iringi Proses Gantung Diri Mahasiswa S2 ITB, Inilah Lirik dan Arti di Balik Lagu Misterius 'Will The Circle Be Unbroken'

Melansir dari The Straitstime pada Jumat (6/9/2019), Benedict dinyatakan terserang sakit flu.

Dia jatuh sakit pada bulan Juni 2019 lalu.

Benedict telah memeriksakan dirinya ke dokter dan didiagnosis sakit flu.

Namun sakitnya terus memburuk meski sudah minum obat.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Misteri Ular Raksasa dari Gerbang Gaib di Tol Cipularang Sampai Lagu yang Iringi Mahasiswa S2 ITB Saat Gantung Diri

Akhirnya Benedict harus dilarikan ke instalasi gawat darurat rumah sakit pada bulan Juli.

Dia kemudian didiagnosis terserang virus Epstein-Barr (EBV), di mana gejalanya memang menunjukkan gejala yang mirip dengan flu biasa.

Virus ini dapat menyebabkan mononukleosis dan biasanya sembuh dengan sendirinya setelah empat hingga enam minggu.

Tidak ada obat atau vaksin yang dapat mengobati EBV, penderita hanya dapat mendapat pengobatan untuk mengurangi gejalanya.

Baca Juga: Iri dengan Temannya yang Berangkat Liburan, Pria Ini Kirim Teror Bom ke Bandara Agar Temannya Tidak Jadi Berangkat

Dalam kasus Benedict, virus EBV yang dideritanya ternyata memicu timbulnya penyakit lain dengan cepat.

Ia kembali didiagnosis dengan kelainan kekebalan tubuh yang langka, yang dikenal sebagai limfohistiositosis hemofagositik.

Ini adalah suatu kondisi di mana tubuh membuat terlalu banyak sel imun teraktivasi.

Tiga minggu setelah dirawat di rumah sakit, kondisinya justru semakin memburuk.

Baca Juga: Ngamuk-ngamuk dan Banting Tas Gara-gara Gagal Lolos Tes Seleksi, Calon Kades di Banyuwangi: Saya Minta Ini Dibubarkan dan Harus Tes Ulang!

Tubuhnya terinfeksi limfoma sel-T atau jenis kanker langka yang terkait dengan virus EBV.

Ayahnya juga menceritakan, dokter menemukan beberapa organ vital putranya mengalami penurunan fungsi.

"Hati dan ginjalnya mengalami penurunan fungsi. Dokter juga menemukan air di paru-parunya, tetapi Benediktus tetap optimis bahwa ia dapat sembuh," jelas Ayahnya.

Awalnya, kondisi Benedict telah kembali stabil dan hasil tes meningkat.

Baca Juga: Terjadi Lagi, Istri Tega Bunuh Suami Pakai Jasa Eksekutor yang Cuma Dibayarnya Rp 50 Ribu

Namun tak lama kemudian penyakitnya kembali kambuh dengan cepat.

Benedict mengalami kejang dan pendarahan di otaknya, serta membutuhkan pembedahan.

Ayah Benedict memposting kondisi putranya di media sosial pada jumat 30 Agustus lalu.

Ia meminta bantuan donor darah karena persediaan yang menipis untuk operasi anaknya.

Namun sayang, nyawa mahasiswa yang seharusnya dapat lulus pada Mei 2020 itu tidak dapat tertolong meskipun telah dilakukan operasi. (*)